
Parenting: Menciptakan Lingkungan dan Pola Asuh Aman Emosional
Menjadi orang tua yang baik tidak cukup hanya dengan melahirkan dan menafkahi anak secara materi saja. Anak-anak juga memiliki kebutuhan psikologis yang harus dipenuhi oleh orang tua untuk membentuk karakter sekaligus mempersiapkan mereka menjadi anggota masyarakat. Belajar parenting adalah salah satu komitmen bagi orang tua, untuk menjadi orang tua yang baik yang kelak dapat mengantarkan anak-anak mereka meraih kesuksesan di masa depan.
Apa itu parenting? Menurut Jerome Kagam, seorang psikologi perkembangan, pengasuhan atau parenting sebagai serangkaian keputusan tentang sosialisasi pada anak, yang mencakup apa yang harus dilakukan oleh orang tua agar mampu bertanggung jawab dan memberikan kontribusi sebagai anggota masyarakat.
Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental anak. Oleh karena itu ilmu parenting anak sangat penting untuk dikuasai oleh orang tua. Hal ini akan menghindarkan orang tua untuk menerapkan pola asuh yang salah yang dapat membuat anak kecewa kepada orang tua, atau lebih parahnya lagi akan dapat mempengaruhi masa depan anak.
Atas dasar itulah, POM (Persatuan Orangtua Murid) MI Asih Putera sangat konsern untuk membangun kesepahaham orangtua dan sekolah dalam pola pengasuhan anak dengan mengadakan program parenting secara berkesinambungan. Pada Rabu, 23 Okrober 2024 bertempat di MI Asih Putera, POM MI Asih Putera kembali menggelar acara Talkshow Parenting yang menghadirkan narasumber dr. Ahmad Nurhadi, M.M., seorang dokter yang sangat konsern dengan dunia parenting dan hipnotherapi juga sebagai private consultant.
Untuk menciptakan lingkungan dan pola asuh yang aman secara emosional, maka perlu dipahami terlebih dahulu tentang objectif yang harus kita pelajari. Menurut dr. Ahmad Nurhadi, setidaknya orangtua harus sepakat dalam:
- -
Memaknai
segala fasilitas yg Allah berikan
- -
Kenali
Diri
- -
Tentukan
Nilai
- -
Mengenal
berbagai macam emosi
- -
Mengenal
Batasan/Boundaries (batasan seperti apa)
- -
Membangun
Pola Asuh (step by step membangun pola asuh)
- - Mengenal lingkungan yang nyaman
- Allah telah memberikan berbagai fasilitas kepada manusia yang patut disyukuri dan dijaga sebagai wujud rasa syukur kita kepada Sang Pencipta. Kita harus menerima segala fasilias yang Allah berikan berupa:
-
Keluarga, anak keturunan, orang tua, pasangan
-
Harta benda
-
Ilmu
- Skill/Kemampuan
- Emosi
Yakini bahwa setiap pemberian Allah berupa fasilitas di atas memiliki tugas yang harus dipenuhi sesuai dengan peruntukannya. Ketika Allah memberi dua mata yang sempurna, maka fungsikan mata itu untuk melihat kebesaran Allah yg ada di muka bumi.
Basic parenting sebelum ngelola anak, dekatkan dulu hubungan kita dengan Allah, setelah itu lakukan hal berikut:
1. Kenali
Diri
Sebelum membangun anak, bangun
diri sendiri terlebih dahulu. Siapa anda? Apa kelebihan dan kekurangan Anda?
Apa peran yang melekat dalam diri? Disini perlunya kita menyadari peran yang
kita jalankan.
2. Tentukan Nilai
Apa saja nilai yang dibangun dalam keluarga? Mau dibawa ke mana keluarga anda? (visi dan misi keluarga), contoh: Belajar/mengajar seumur hidup; setiap keluarga harus mau belajar/menuntut ilmu. Tentukan start dan finish dari keluarga secara musyawarah.
3. Mengenal
Berbagai Macam Emosi.
Emosi merupakan sebuah karunia
yang Allah berikan sebagai alat dalam menjalankan tugas sebagai Khalifah fil
Ardi. Emosi juga merupakan kecerdasan yang Allah berikan kepad manusia.
Emosi itu terbagi 2, yaitu:
a. Emosi
Positif: senang, bangga, penerimaan, syukur.
b. Emosi
Negatif:
- Takut:
saat menghadapi sesuatu yang mengancam nyawa (cara mengahadai takut adalah
dengan menghadapinya atau menghindar)
- Cemas:
saat menghadapi ketidakpastian (menghadapi ketidakpastian adalah harus dengan
cara memastikan)
- Sedih:
perasaan ketika menghadapi kehilangan (cara menghadapi kesedihan yaitu move on
dan move up)
- Marah:
emosi negatif karena ada sesuatu yg melewati batas.
4. Boundaries
Setiap manusia memiliki batas ‘wilayah masing". Batas wilayah yang
dimaksud adalah: anggota tubuh, jarak, waktu, dan harta. Kita harus memperkenalkan
untuk menghormati terhadap batasan-batasan tersebut.
Pola
asuh terdiri dari: pola asuh, pola pikir, dan pola tindakan/kebiasaan.
Seringkali kita seperti ada standar
ukuran tentang pola asuh yang diturunkan dari orangtua kita semacam default.
Kita harus bisa memodifikasi pola asuh dengan cara:
- Ambil
waktu untuk evaluasi (mana yang baik, mana yang buruk. Mana yang harus
dipertahankan dan dihilangkan)
- Terima,
sadari bahwa itu adalah nikmat Allah juga
- Secara
sadar ganti kebiasaan/pola asuh yang buruk dengan yang baik. Sesuai kebutuhan
anak hari ini
- Komunikasi dengan pasangan, berbagi tugas.
Pola asuh yang paling definitif itu adalah pola asuh berbasis doa. Satu hal yang pasti mustajab adalah doa ibu untuk anaknya, doa istri mustajab buat suami. Karenanya, doakan yang baik-baik saja.
6. Membangun
Lingkungan yang Nyaman
1. Pastikan
lingkungan yang dibangun memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal
yang layak.
2. Penuhi
rasa aman vs insecure, jika anggota keluarga merasa insecure berarti kita gagal
memberikan lingkungan yang nyaman.
(Aman: bebas berpendapat, bebas
bereksplorasi, terdapat bonding, minim judgment, dan minim penghakiman)
3. Secara
teratur sediakan cinta melalui love language setiap anggota keluarga.
4. Secara
teratur berilah feedback yang sesuai (feedback: apresiasi, evaluasi, koreksi)
5. Pastikan
setiap anggota keluarga merasa berguna
6. Bangun
spiritual dalam keluarga secara kontinyu
Dari semua ilmu parenting yang kita dapat, pahami bahwa pendidikan paling utama adalah keluarga, sekolah hanyalah sebagai mitra.
(Ceuceu Gumilang, disarikan dari Talkshow Parenting: dr. Ahmad Nurhadi, M.M. (Private Consultant)