
Agar Bakat Anak Menjadi Hebat
Oleh:
Ceuceu Gumilang
Every child is special! Kita sepakat, bahwa setiap anak
memiliki keistimewaannya masing-masing. Setiap anak lahir dengan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Itu bermakna, bahwa setiap anak apapun kondisinya,
memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk bertumbuh dan berkembang dalam
mengarungi kehidupan.
Lalu, mengapa di sekolah seringkali
memilah-milah mereka? Mengelompokkan anak-anak berdasarkan ranking akademik
ataupun kecerdasan intelektual belaka. Hingga cap anak pintar dan anak bodoh
berkeliaran di lingkungan lembaga pendidikan, bahkan merebak hingga ke
rumah-rumah juga ke perkumpulan arisan!
Karena pada hakekatnya setiap anak itu spesial,
maka kita sebagai orang tua dan guru harus memahami betul kalimat tersebut.
Intinya, keistimewaan anak itu akan sangat bergantung kepada kita, manusia
dewasa yang berada di sekelilingnya untuk bisa mengembangkan semua potensi
mereka, menjadi sebuah modal bagi kehidupan mereka. Karena ibarat sebuah usaha
yang sedang dirintis, maka modal menjadi sangat diperlukan. Modal tidak hanya
bersifat finansial, tetapi juga skill SDM dan dukungan kebijakan serta
lingkungan yang kondusif.
Ini menjadi PR besar bagi dunia pendidikan
kita. Mindset yang salah selama ini, yang menganggap bahwa anak cerdas adalah
mereka yang hebat dalam akademik, sepertinya harus segera dirubah!
Sebagaimana kita ketahui, kalau berbicara soal
kecerdasan, menurut paradigma multiple intelligences dari Howard
Gardner, setidaknya ada 9 ranah kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak
yang harus menjadi fokus perhatian orang tua dan guru. Semuanya masih dalam
bentuk bakat atau potensi. Lalu bagaimana agar bakat tersebut bisa berkembang menjadi
hebat?
Jadilah Guru yang Peka
Ingat, guru adalah pendidik, bukan sekedar
pengajar. Setiap tindak-tanduk, sikap dan ucapan guru adalah ilmu bagi anak didiknya. Guru adalah
model intelektual dan juga spiritual bagi murid-muridnya. Jangan sampai pepatah
guru kencing berdiri murid kencing berlari menjadi kenyataan, karena salahnya
dalam memberikan keteladanan.
Seorang guru harus sangat peka dalam melihat keistimewaan
murid-muridnya. Fokus bukan hanya
diberikan kepada mereka yang memiliki kemampuan akademik saja, yang
brilian dalam mata pelajaran dan mampu mengangkat citra sekolah di mata
masyarakat. Guru yang baik, adalah guru yang bisa memahami semua kelebihan dan
kekurangan murid-muridnya. Di tangan guru yang baik, semua murid hanya akan
muncul kelebihannya dan akan tertutupi kekurangannya.
Antara Minat, Bakat dan Kerja Keras
Seringkali orang-orang berkata bahwa kesuksesan
hanya bisa dimiliki oleh mereka yang mau bekerja keras. Sedangkan, sebagian
orang berpendapat bahwa kesuksesan hanya bisa didapatkan oleh mereka yang sudah
memiliki bakat hebat untuk menjadi orang yang sukses. Lalu ada juga yang
berpendapat, kerja keras dan bakat tidak akan berhasil tanpa adanya minat yang
kuat. Lalu, pendapat mana yang benar?
Harus kita pahami, bahwa kerja keras adalah
tindakan atau usaha yang dilakukan secara bersungguh-sungguh untuk mencapai
suatu tujuan tertentu yang sudah ditetapkan di awal. Sedangkan bakat ialah
kemampuan yang dimiliki seseorang sejak lahir, yang relatif tetap dan
memudahkan orang untuk menguasai bidang tersebut. Di antara bakat dan kerja
keras itu ada yang namanya minat, yaitu
keinginan yang menonjol dari seseorang terhadap sesuatu, sehingga membuat orang
itu tertarik untuk melakukan sesuatu dan akan bekerja keras untuk
mendapatkannya. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan
apa yang mereka inginkan. Jika seseorang yang memiliki bakat dan minat yang
kuat disertai kerja keras, maka kesuksesan insyaa Allah akan diraih.
Jika dipahami lebih mendalam, antara minat,
bakat dan kerja keras merupakan satu kesatuan kunci sebuah kesuksesan.
Masing-masing memiliki peranan, namun Islam mengajarkan bahwa kita diwajibkan
untuk berikhtiar untuk mencapai sebuah tujuan. Karena sehebat apapun sebuah
bakat dan minat, tidak akan pernah berkembang tanpa adanya ikhtiar dan kerja
keras. Justru bisa terjadi sebaliknya, walaupun seseorang yang tidak memiliki
bakat tetapi memiliki ketekunan dan kemauan untuk bekerja keras, tentu akan
mampu meraih kesuksesan.
Potensi Anak dan Peran Guru
Ketika anak dititipkan orang tua untuk menjalani proses pendidikan di sekolah, maka peran guru dalam mengembangkan potensi siswa sangatlah besar. Guru berperan penting untuk membantu siswa menemukan dan menyadari potensinya, sesuai dengan bakat minat dan potensi diri masing-masing, kemudian mengasahnya sehingga lebih berkembang.
Tentu saja untuk menghadapi beragamnya bakat,
minat serta karakter siswa, seorang guru harus memiliki skill khusus agar
proses pembelajaran dapat berjalan sesuai tujuan. Karena sesuai dengan
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), maka guru dan orang tua seyogyanya
bersinergi untuk bisa membantu anak menemukan potensi terbaiknya dan
mengembangkannya.
Kunci keberhasilan sebuah proses pendidikan di
sekolah, sangat ditentukan oleh karakter dasar sang guru. Jika seorang guru
memiliki karakter yang sabar, lemah lembut, penyayang, fleksibel dalam
bertindak, pandai mengendalikan emosi serta bersikap moderat, maka insyaa
Allah, setiap anak didiknya akan mampu berkembang sesuai dengan minat, bakat
dan potensi mereka, tentu saja disertai dengan usaha dan kerja keras. Di tangan
guru yang hebat, maka bakat anak akan berkembang menjadi lebih hebat. Bismillah….*