Asih Putera Eco Brick Days
Oleh: Andina Bunga Lestari (Guru Biologi MA, Manajer Lingkungan
dan Laboratorium Alam Asih Putera)
Apa itu Ecobrick?
Sebelum mengenal lebih jauh tentang ecobrick
mari kita lihat dulu arti Ecobrick
secara etimologi. Ecobrick berasal
dari dua kata dalam bahasa inggris, yaitu “ecology” dan
“brick”. Di mana ecology menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) diartikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dan (kondisi) alam sekitarnya (lingkungannya). Adapun brick berarti bata, batu, batu
merah/tembok. Dua kata ini jika digabungkan menjadi “ecobrick” dapat diartikan bata ramah lingkungan.
Ecobrick adalah suatu teknik pengelolaan sampah plastik yang terbuat dari botol-botol plastik bekas yang di dalamnya telah diisi berbagai sampah plastik hingga penuh kemudian dipadatkan sampai menjadi keras. Setelah botol penuh dan keras, botol-botol tersebut bisa dirangkai menjadi meja, kursi sederhana, bahan bangunan dinding, menara, panggung kecil, bahkan berpotensi untuk dirangkai menjadi pagar dan fondasi taman bermain sederhana dan murah.
Ecobrick merupakan sebuah solusi bila reuse dan reduce sudah
sangat sulit dilakukan. Ecobrick
mampu memberikan kehidupan baru bagi limbah plastik. Ecobrick adalah cara lain untuk utilisasi sampah-sampah dari pada
membuangnya secara langsung ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) atau Tempat Pembuangan Sementara (TPS), apalagi
bila kita tidak melakukan pemilahan terlebih dahulu. Dengan ecobrick kita memiliki kesempatan untuk
mengubah pengorbanan komunitas dan ekosistem dalam mencerna plastik. Kita dapat
mengubah plastik menjadi bermanfaat bagi masyarakat dan bagi ekosistem setempat.
Sekolah
adalah salah satu tempat yang menghasilkan sampah plastik yang sulit didaur
ulang dalam jumlah yang cukup banyak dan rutin. Tak bisa kita pungkiri
kebiasaaan membawa jajanan berplastik masih sering kita temukan dilingkungan
sekolah. Alasannya bergamam mulai dari kepraktisan, kurangnya waktu orang tua
untuk menyiapkan bekal yang sehat dan ramah lingkungan, selera anak-anak yang
gemar makanan manis dan gurih yang rata-rata penyajiannya menggunakan plastik
dalam kemasan.
Beberapa hal telah dilakukan Yayasan Asih Putera untuk mengantisipasi hal ini diantaranya menyediakan jajanan dengan kemasan ramah lingkungan, peraturan yag melarang siswa membawa makanan dalam kemasan plastik. Namun, kemasan plastik masih kerap ditemukan. Maka salah satu solusinya adalah membuat siswa bertanggung jawab dengan sampah plastiknya masing-masing yaitu dengan membuat Ecobrick.
Pada tanggal
17 Juni 2022 Yayasan Asih Putera secara serempak melaksanakan kegiatan “Sehari Bersama Ecobrick” mulai dari Tingkatan TK, MI, Mts dan MA Asih Putera.
Kegiatan ini selain di ikuti oleh siswa juga diikuti oleh orang tua siswa, Guru
dan Karyawan di Lingkungan Yayasan Asih Putera. Tujuan dari kegiatan ini adalah
memberi pengalaman langsung kepada seluruh civitas akademika di Lingkungan
Yayasan Asih Putera tentang manfaat dan tata cara pembuatan Ecobrick.
Kegiatan diawali dengan pemaparan tentang bahaya limbah anorganik, kondisi lingkungann terkini yang dipapaprkan oleh Unit Kerja Laboratorium Alam dan Lingkungan Yayasan Asih Putera. Sebelumnya siswa telah mengumpulkan sampah jajanan plastik dari rumah masing masing selama satu minggu. Melihat kumpulan sampah yang menggunung siswa tersadarkan bahwa sampah yang mereka hasilkan perhari cukup banyak, dengan ini diharapkan siswa tersadarkan untuk meminimalisir dan mengurangi jajajan berplasik. Selanjutnya siswa dibagikan tongkat ecobrick dan mulai membuat aEcobrick masing masing di temani guru dan perwakilan orang tua siswa.
Pertanyaan
selanjutnya Akan diapakan ecobrick
setelah selesai dibuat ? Ecobrick
yang baIk adalah Ecobrick dalam botol
plastik kering yang hanya berisikan plastik-plastik yang bersih. Baik berupa plastik
lunak seperti plastis kresek,
plastik bungkus dll serta plastik keras contonya plastik bekas snack,
detergen, kopi dll, yang boleh dimasukan dalam ecobrick adalah sampah an organik saja ecobrick harus terbebas dari sampah organik yang mudah terurai.
Namun, memasukan besi,kaca dan logam lainnya juga tidak diperkenankan. Berat
untuk botol 600ml yang telah diisi sampah yaitu sekitar 200-250gram bila
ditimbang. Apa bila ecobrick telah
memenuhi kretaria diatas maka Yayasan Asih Putera akan membeli ecobrick hasil dari siswa dan karyawan
Asih Putera untuk nantinya dimanfaatkan dan dirakit menjadi barang-barang yang
memilii nilai guna lebih. Semua ini adalah wujud nyata dari kepedulian Yayasan
Asih Putera terhadap lingkungan dan untuk membentuk siswa menjadi Generasi
Sahabat Bumi.
Kegiatan “Sehari Bersama Ecobrick” mendapat sambutan baik dari siswa dan orang tua,
karena menjadi solusi terhadap salah satu masalah lingkungan yang dihadapi.
Membuat Ecobrick bersama keluarga
juga diharapkan dapat menjalin komunikasi diantara anggota keluarga diwaktu
senggang. Selain itu kegiatan menggunting , meremas, memasukan sampah kedalam
botol juga dapat membangun kemampuan
motorik halus pada siswa di usia dini.*