Yayasan Asih Putera Hotline : 081320267490
Image

Babakti ka Sepuh, Sebuah Pembiasaan

Oleh: Ceuceu Gumilang

Tak ada yang benar-benar instant dalam kehidupan kita, bahkan mie yang disebut-sebut instant saja dalam prakteknya masih memerlukan beberapa tahapan proses hingga bisa tersaji dalam mangkuk dan siap disantap. Semua butuh proses dan upaya untuk mewujudkan sesuai dengan yang seharusnya.

Memiliki anak-anak yang mandiri dan santun dalam berperilaku bukanlah proses yang mudah dan tiba-tiba jadi. Karena kesalehan, kesantunan serta kecerdasan seseorang bukanlah diwariskan atau diturunkan dari kedua orangtuanya, tetapi merupakan hasil sebuah proses belajar dan pembiasaan.

 

Orangtua tidak mewariskan kesalehan. Orangtua tidak menurunkan perilaku baik kepada anak-anaknya tanpa usaha. Kesalehan atau perilaku baik pada setiap anak didapat melalui proses meniru, melalui proses belajar, dimana anak-anak akan belajar mencontoh, membandingkan dan merasakan manfaatnya.  Semua itu memerlukan proses panjang dan konsistensi untuk menjaga keajegannya.

Memiliki anak yang terbiasa bangun pagi dan sadar dengan kewajibannya dari mulai salat Subuh hingga mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah, tentulah tidak mudah. Bagaimanapun orangtua dan juga orang-orang yang berada di lingkungan rumah adalah teladan utama. Anak adalah peniru ulung dari yang dilihat atau didengarnya. Maka dari itu, berilah contoh-contoh kehidupan yang baik pada anak-anak kita, agar mereka tanggap dan sigap untuk menirunya, setelah itu lakukan pembiasaan untuk menjaga keistiqomahan atau konsistensi dari kebiasaan baik mereka.

Metoda Pembiasaan

Salah satu cara untuk melatih anak-anak sejak dini agar bisa berperilaku dan barakhlak mulia adalah dengan metoda pembiasaan. Jika kita ingin anak-anak memiliki akhlak Islam, maka terapkan metode pembiasaan dengan cara mendidik anak untuk berpikir, bersikap dan bertindak sesuai ajaran agama Islam.

 

Menurut Asrul (2016), Metode  pembiasaan  adalah cara  memberikan latihan-latihan dan membiasakan untuk dilakukan setiap hari. Metode pembiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang sehingga menjadi mudah untuk dikerjakan, misalnya pembiasaan mengucapkan salam jika bertemu  dengan  sesama  teman atau  guru,  sholat  berjamaah,  membaca  doa  sebelum  melakukan kegiatan, membuang sampah pada tempatnya, gosok gigi sebelum tidur, dan lain-lain.

Apabila hal ini sudah menjadi kebiasaan, maka anak akan tetap melaksanakannya walaupun tidak ada yang mengawasi, dimanapun dia berada. Sekolah menjadi salah satu tempat yang dipercaya untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan menerapkan disiplin untuk menjaga konsistensinya. Kita percaya, bahwa kebiasaan yang baik  saat berada di  sekolah  akan membawa dampak  yang baik  pula pada diri  anak didiknya saat di rumah atau dimanapun, juga sebaliknya.

Babakti ka Sepuh

Sekolah, menjadi salah satu harapan orang tua untuk membantu mendidik anak-anak agar menjadi pribadi yang baik. Madrasah Asih Putera adalah salah satunya. Kurikulum yang dilaksanakan di Asih Putera dari mulai tingkat Daycare, Taman Kanak-Kanak, MI, MTs hingga MA, tidak melulu berorientasi pada kecerdasan akademik, tetapi senantiasa memadukan unsur keimanan dan kesalehan budi pekerti agar anak-anak menjadi pribadi muslim yang sempurna lahir batinnya.

Salah satu program pembiasaan yang dilaksanakan di semua madrasah Asih Putera selain terkait ibadah wajib dan sunnah selaku seorang muslim, adalah pembiasaan untuk berbakti kepada orang tua di rumah dalam program “Babakti ka Sepuh”. Program Babakti ka Sepuh adalah program yang diinisiasi oleh Ketua Yayasan Asih Putera, Bapak Ir. H. Edi Sudrajat Ahmad.

 

Kira sepakat dengan sebuah peribahasa ala bisa karena biasa, semua akan bisa melakukan apapun jika dibiasakan dan lama-lama akan terbiasa. Pembiasaan semua perbuatan baik harus dimulai sedini mungkin.

Untuk menjaga konsistensi pelaksanaan program Babakti ka Sepuh ini, setiap anak memiliki lembar kontrol yang harus diceklis bersama-sama oleh orang tua dan guru, setiap hari. Diawali dari pelaksanaan salat Subuh, melakukan aktivitas pribadi secara mandiri seperti bangun tidur, mandi, menyiapkan perlengkapan sekolah, merapikan kamar dan tempat tidur, sarapan pagi hingga berangkat ke sekolah.

 

Lembar  kontrol ini untuk memonitor secara kontinyu kebiasaan-kebiasaan baik yang anak-anak lakukan. Selain ceklis salat wajib, ada juga ibadah sunnah seperti salat Dhuha, membaca Alqur’an, membantu orang tua mencuci piring, menyapu, mengajak main adik, merapikan mainan, menyiram bunga, membantu ayah mencuci motor/mobil, mengepel dan sejenisnya. Sesuatu pekerjaan yang ringan dan dapat dilakukan secara fun oleh anak bersama keluarganya.

Insyaa Allah, jika pihak orang tua di rumah sepaham dengan maksud dan tujuan diakadakannya program Babakti ka Sepuh ini, maka kita yakin anak-anak akan memiliki akhlak yang karimah melalui pembiasaan yang dilakukan secara konsisten dan kontinyu.

Mari bimbing anak-anak dengan membiasakan melakukan hal-hal baik sekecil apapun, karena sesuatu  yang besar akan dimulai dari hal-hal yang kecil.*