Babakti ka Sepuh, Sebuah Pembiasaan
Oleh:
Ceuceu Gumilang
Tak ada
yang benar-benar instant dalam kehidupan kita, bahkan mie yang disebut-sebut
instant saja dalam prakteknya masih memerlukan beberapa tahapan proses hingga bisa
tersaji dalam mangkuk dan siap disantap. Semua butuh proses dan upaya untuk
mewujudkan sesuai dengan yang seharusnya.
Memiliki
anak-anak yang mandiri dan santun dalam berperilaku bukanlah proses yang mudah
dan tiba-tiba jadi. Karena kesalehan, kesantunan serta kecerdasan seseorang bukanlah
diwariskan atau diturunkan dari kedua orangtuanya, tetapi merupakan hasil sebuah
proses belajar dan pembiasaan.
Orangtua
tidak mewariskan kesalehan. Orangtua tidak menurunkan perilaku baik kepada
anak-anaknya tanpa usaha. Kesalehan atau perilaku baik pada setiap anak didapat
melalui proses meniru, melalui proses belajar, dimana anak-anak akan belajar mencontoh,
membandingkan dan merasakan manfaatnya.
Semua itu memerlukan proses panjang dan konsistensi untuk menjaga
keajegannya.
Memiliki
anak yang terbiasa bangun pagi dan sadar dengan kewajibannya dari mulai salat
Subuh hingga mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah, tentulah tidak
mudah. Bagaimanapun orangtua dan juga orang-orang yang berada di lingkungan
rumah adalah teladan utama. Anak adalah peniru ulung dari yang dilihat atau
didengarnya. Maka dari itu, berilah contoh-contoh kehidupan yang baik pada
anak-anak kita, agar mereka tanggap dan sigap untuk menirunya, setelah itu
lakukan pembiasaan untuk menjaga keistiqomahan atau konsistensi dari kebiasaan
baik mereka.
Metoda
Pembiasaan
Salah satu
cara untuk melatih anak-anak sejak dini agar bisa berperilaku dan barakhlak
mulia adalah dengan metoda pembiasaan. Jika kita ingin anak-anak memiliki
akhlak Islam, maka terapkan metode pembiasaan dengan cara mendidik anak untuk
berpikir, bersikap dan bertindak sesuai ajaran agama Islam.
Menurut Asrul
(2016), Metode pembiasaan adalah cara
memberikan latihan-latihan dan membiasakan untuk dilakukan setiap hari.
Metode pembiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang sehingga menjadi mudah untuk
dikerjakan, misalnya pembiasaan mengucapkan salam jika bertemu dengan
sesama teman atau guru,
sholat berjamaah, membaca
doa sebelum melakukan kegiatan, membuang sampah pada
tempatnya, gosok gigi sebelum tidur, dan lain-lain.
Apabila hal ini sudah menjadi kebiasaan, maka anak akan tetap melaksanakannya walaupun tidak ada yang mengawasi, dimanapun dia berada. Sekolah menjadi salah satu tempat yang dipercaya untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan menerapkan disiplin untuk menjaga konsistensinya. Kita percaya, bahwa kebiasaan yang baik saat berada di sekolah akan membawa dampak yang baik pula pada diri anak didiknya saat di rumah atau dimanapun, juga sebaliknya.
Babakti
ka Sepuh
Sekolah,
menjadi salah satu harapan orang tua untuk membantu mendidik anak-anak agar
menjadi pribadi yang baik. Madrasah Asih Putera adalah salah satunya. Kurikulum
yang dilaksanakan di Asih Putera dari mulai tingkat Daycare, Taman Kanak-Kanak,
MI, MTs hingga MA, tidak melulu berorientasi pada kecerdasan akademik, tetapi
senantiasa memadukan unsur keimanan dan kesalehan budi pekerti agar anak-anak
menjadi pribadi muslim yang sempurna lahir batinnya.
Salah
satu program pembiasaan yang dilaksanakan di semua madrasah Asih Putera selain
terkait ibadah wajib dan sunnah selaku seorang muslim, adalah pembiasaan untuk
berbakti kepada orang tua di rumah dalam program “Babakti ka Sepuh”. Program
Babakti ka Sepuh adalah program yang diinisiasi oleh Ketua Yayasan Asih Putera,
Bapak Ir. H. Edi Sudrajat Ahmad.
Kira
sepakat dengan sebuah peribahasa ala bisa karena biasa, semua akan bisa melakukan
apapun jika dibiasakan dan lama-lama akan terbiasa. Pembiasaan semua perbuatan
baik harus dimulai sedini mungkin.
Untuk
menjaga konsistensi pelaksanaan program Babakti ka Sepuh ini, setiap anak
memiliki lembar kontrol yang harus diceklis bersama-sama oleh orang tua dan
guru, setiap hari. Diawali dari pelaksanaan salat Subuh, melakukan aktivitas
pribadi secara mandiri seperti bangun tidur, mandi, menyiapkan perlengkapan
sekolah, merapikan kamar dan tempat tidur, sarapan pagi hingga berangkat ke
sekolah.
Lembar kontrol ini untuk memonitor secara kontinyu
kebiasaan-kebiasaan baik yang anak-anak lakukan. Selain ceklis salat wajib, ada
juga ibadah sunnah seperti salat Dhuha, membaca Alqur’an, membantu orang tua
mencuci piring, menyapu, mengajak main adik, merapikan mainan, menyiram bunga,
membantu ayah mencuci motor/mobil, mengepel dan sejenisnya. Sesuatu pekerjaan
yang ringan dan dapat dilakukan secara fun oleh anak bersama
keluarganya.
Insyaa
Allah, jika pihak orang tua di rumah sepaham dengan maksud dan tujuan
diakadakannya program Babakti ka Sepuh ini, maka kita yakin anak-anak akan
memiliki akhlak yang karimah melalui pembiasaan yang dilakukan secara konsisten
dan kontinyu.
Mari bimbing
anak-anak dengan membiasakan melakukan hal-hal baik sekecil apapun, karena sesuatu
yang besar akan dimulai dari hal-hal yang
kecil.*