Yayasan Asih Putera Hotline : 081320267490
Image

Camp Remaja Pemuda Masjid

Oleh: Edwin Wahyudin (Guru MA, DKM Masjid Asih Putera)

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Asih Putera yang berada di bawah Bidang Layanan Umat Yayasan Asih Putera, telah berhasil menyelanggarakan sebuah kegiatan monumental, menyiapkan generasi muda untuk bangkit, maju, dan melakukan perubahan untuk umat. Kegiatan ini dinamai “Camp Pemuda Masjid”.

Sesuai namanya, kegiatan ini diperuntukkan bagi Pemuda Masjid. Untuk episode pertama ini, baru melibatkan para pemuda internal yang berasal dari para murid MTs Asih Putera, MA Multiteknik Asih Putera, dan Pesantren Asih Putera. Karena sebagai pionir, maka kepesertaan dibatasi. Maksimal 50 peserta. Alhamdulillah peserta yang berhasil daftar ulang dan mengikuti kegiatan ada sekitar 37 orang.

Kegiatan ini diinisiasi oleh anggota DKM Asih Putera yang dipelopori oleh Bapak Dadang Setia, S.Ag. Bapak yang super sibuk ini telah berhasil mengelola ide dan mencoba untuk melaksanakan satu demi satu semua program yang telah direncanakan, serta memotivasi anggota DKM bahwa kia bisa melakukan hal yang besar dengan masjid kita.

Kegiatan Camp Pemuda Masjid ini dilaksanakan selama 2 hari 1 malam. Tepatnya, kalau dikalkulasikan berdasarkan jumlah jam yang ditempuh, mungkin hanya 1 hari 1 malam. Dimulai dari pukul 16.30 sore di tanggal 22 Maret 2024 sampai pukul 12.00 di hari Sabtu, tanggal 23 Maret 2024.

Pembukaan dari Ketua DKM Asih Putera mengawali kegiatan Camp Pemuda Masjid. Dalam pembukaan tersebut, Bapak Dadang Setia mengharapkan para pemuda harus peduli dengan keadaan sekitar. Budaya yang marak di lingkungan para pemuda sekarang sudah banyak yang jauh dari budaya Islam. Oleh karena itu, diharapkan dari merekalah muncul orang-orang yang tercerahkan, yang mampu menampilkan pemuda yang penuh dedikasi, pemuda yang penuh semangat melakukan perubahan untuk peradaban bangsa. Di tangan merekalah harapan keadaan bangsa yang penuh peradaban, ilmu, dan santun.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan materi pertama, Dinamika Kelompok. Menurut pemateri, Bapak Edwin Wahyudin, pada materi ini anak-anak tidak dijejali dengan pengetahuan, tetapi hanya diberikan beberapa cerita dan game yang kemudian para peserta diminta untuk mengidentifikasi nilai dari proses permainan tersebut. Misal dari cerita tentang sebuah kerajaan yang makmur, tetapi rakyatnya seperti tidak peduli dengan keadaannya yang sakit. Padahal, mereka hanya diminta untuk memberikan sesendok madu untuk rajanya. Muncullah beberapa pandangan dari para peserta. Mulai dari madu yang dikumpulkan dari semua rakyat tersebut ada yang mencuri dan menggantinya dengan air. Ada yang memandang bahwa rakyatnya menganggap bahwa jika hanya satu sendok air tidak mungkin memengaruhi madu satu tong. Eh, ternyata pandangan semua rakyat tersebut sama. Mereka bersikap negatif. Maka hati-hati dalam bersikap, terutama dalam kehidupan organisasi atau bermasyarakat. Jika kita memancarkan energi negatif, maka masyarakat di lingkungan kita akan memantulkan energi negatif juga. Begitu pun dalam permainan lainnya, mereka dituntut untuk mempelajari nilai kehidupan positif yang diharapkan.

Materi kedua dilaksanakan setelah tarawih dan tilawah. Cukup malam. Di tengah-tengah rasa kantuk, mereka “dipaksa” untuk mengikuti dengan semangat. Alhamdulillah, mereka penuh antusias mengikuti materi yang dibawakan oleh Bapak Dadang Setia. Pengalamannya dalam dunia filsafat mampu membawa anak-anak menyadari siapa dirinya, mau apa dan untuk apa mereka ada. Materi mengenalkan diri dan Tuhan untuk menapaki kehidupan sebagai pemuda yang penuh kesadaran mampu dibawakan oleh beliau dengan sangat baik.

Setelah materi kedua, mereka diminta untuk istirahat, untuk merelaksasi dan mengendapkan semua materi yang didapat mulai sore sampai malam. Namun kenyataannya, sebagian mereka tidak tidur dengan lelap. Begitupun dengan para panitia. Berbagai kegiatan mereka lakukan. Mulai dari hanya sebatas ngobrol “ngaler-ngidul” sampai pembicaraan kehidupan yang serius. Mulai dari hanya bengong dan sekadar mencari angin malam di luar yang dingin sampai bermain game yang menghibur guna menjadi teman sebelum kantuk tiba.

Setelah sahur dan shalat subuh, dilanjutkan dengan kuliah subuh. Sedikit nasihat yang disampaikan oleh imam, Bapak Edwin Wahyudin, tentang pentingnya memahami karakter muslim dan mukmin yang dirindukan, yang akan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar dari Sang Pencipta, Tuhan Yang Agung, Allah SWT.

Materi ketiga pelatihan disampaikan oleh Abul A’la Al-Maududi. Kang Dudi panggilannya. Dia adalah alumni MTs dan MA Multiteknik Asih Putera. Masih muda, tapi mampu menjadi pemuda penggerak untuk bangsa. Dia menjadi Ketua Departemen Program Abulyatama Indonesia. Dari beliaulah, anak-anak termotivasi untuk hidup lebih baik, lebih bermakna, dan lebih bermanfaat untuk semesta. Semua pasti bisa. Modalnya hanya keberanian. Keberanian berjalan dalam kebenaran. Keberanian mengatakan yang seharusnya. Dan, keberanian untuk terus bergerak, memberikan manfaat untuk umat. Mulai dari diri, dari keluarga, maka ke depan bangsa ini akan maju sesuai keinginan. Maju dan terus bergerak melakukan perubahan kepada yang lebih baik.

Pada materi keempat, hari sudah siang. Matahari cukup terik di luar. Tapi semangat anak-anak para peserta mampu meredupkan panasnya terik matahari tersebut. Mereka antusias mengikuti materi yang disampaikan oleh Bapak Abdullah Syifa Buana. Materi tentang kemasjidan dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap takmir masjid untuk mengadabkan masyarakat melalui masjid. Masjid menjadi hulu untuk mampu menghilirisasi nilai-nilai peradaban kepada masyarakat yang menjadi muaranya. Nilai-nilai ini harus dimiliki oleh para peserta. Ke depan, merekalah yang akan berdiri dan menyuarakan suara kebenaran, suara Tuhan, suara hati yang masih murni.

Terakhir adalah refleksi. Proses penyadaran dan penegasan akan maksud dan tujuan kegiatan ini diadakan. Ini juga menjadi harapan penegasan bahwa ke depan merekalah yang menjadi corong-corong kebenaran dan menjadi orang-orang yang terdepan sebagai pelaku peradaban.

Anak-anak yang mengikuti kegiatan ini terlihat sangat antusias. "Saya tidak menyangka, kegiatan ini mampu dilaksanakn dengan luar biasa. Saya pikir akan menjenuhkan dan melelahkan atau Geje! Tapi, Alhamdulillah saya menikmatinya, karena selain ilmu pengetahuan yang kami peroleh, kami pun mendapatkan nilai-nilai kehidupan dari berbagai game yang diberikan oleh panitia. Terima kasih bapak-bapak panitia," celoteh seorang peserta saat ditanya kesan-kesan selama mengikuti pelatihan atau camp ini.***