Generasi Kedua
Oleh: Edi S. Ahmad
“Hanya sekitar 30 persen dari perusahaan
keluarga yang mampu bertahan hingga generasi kedua, bahkan hanya sekitar 13
persen perusahaan keluarga di Indonesia yang dapat bertahan hingga generasi
ketiga,” kata Founder & Managing Partner (CEO) Daya Qarsa Dr Apung
Sumengkar secara virtual, Senin (18/4/2022). Sumber: kompas.com
Kutipan di atas saya angkat sebagai
pengantar pada kasus Yayasan Asih Putera (YAP). Benar bahwa YAP bukanlah
perusahaan, ia hanyalah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial.
Namun tetaplah penting untuk mempertanyakan kesiapan YAP dalam menghadapi alih
generasi kepemimpinan.
Tahun ini usia YAP beranjak 37 tahun. Akta YAP disahkan pada 1985, ditandatangani oleh Ibu Hj. Suniangsih beserta 11 pendiri lainnya yang tak lain adalah putera-puterinya. Di tahun 1994 beliau meninggal (20 tahun setelah wafatnya H. Amin Achmad, suaminya) dan kepemimpinan YAP dilanjutkan secara estafet kepada keempat puteranya. Saya sendiri adalah ketua yayasan keempat setelah H. Asep Mamat, H. E. Kusdinar Achmad, dan H. Adang Kosasih Ahmad. Boleh jadi saya akan menjadi generasi terakhir yang memimpin YAP dari kalangan pendiri. Berikutnya adalah alih generasi dimana kepemimpinan akan dijabat oleh generasi kedua, yakni generasi cucu dari Ibu Hj. Suniangsih.
Dari 11 putera-puterinya yang menjadi
pendiri, kini tinggal 8 orang yang masih hidup. Namun demikian anggota Dewan
Pendiri Yayasan tetaplah berjumlah 11 orang.
Jumlah 11 ini dipertahankan dengan cara, apabila ada anggota pendiri
yang meninggal dunia maka tempatnya digantikan oleh salah seorang keturunan
atau ahli warisnya. Proses penggantian ini dilakukan dalam rapat Dewan Pendiri
dengan cara musyawarah mufakat setelah menerima masukan dari pihak keluarga
atau ahli waris yang akan digantikan. Dewan Pendiri adalah organ yang berada di
atas struktur Yayasan. Ialah yang menjaga arah perjalanan Yayasan agar fokus
pada tujuan awalnya, dan berkewajiban meluruskan kembali arah Yayasan apabila
terjadi penyimpangan.
Dewan Pendiri bertanggung jawab pada keputusan-keputusan besar dan penting menyangkut keberadaan Yayasan. Dewan Pendiri bertugas memilih dan menetapkan ketua pembina, ketua pengurus, dan ketua pengawas, beserta besaran gaji untuk mereka. Ia pula yang menetapkan satu periode kepengurusan adalah lima tahun dan setelahnya dapat dipilih kembali untuk hanya satu periode berikutnya. Dengan model kepemimpinan kolektif kolegial ini, diharapkan keharmonisan Yayasan selalu terjaga. Perdebatan boleh saja terjadi, namun dicukupkan di ruang rapat. Karena begitu keputusan dikeluarkan, semua pihak mesti ikut menjaga dan memperjuangkannya secara bersama-sama.
Di usianya yang ke-37, ada nilai-nilai
Yayasan yang bertahan, ada pula yang hilang ditelan zaman. Bersyukur bahwa
motto “Mendidik Sepenuh Hati” yang telah dicanangkan dari awal bukan hanya
dapat bertahan, namun bisa dikatakan telah menjadi DNA atau ciri genetik Asih
Putera. Sebagian dari buktinya adalah, bukan hanya satu dua murid Asih Putera
saat ini yang orangtuanya dahulu bersekolah di Asih Putera. Serta lebih banyak
lagi orangtua yang mulai dari anak pertama hingga anak terakhirnya disekolahkan
di Asih Putera.
Untuk mampu “Mendidik Sepenuh Hati” ini, ada banyak nilai-nilai di belakangnya yang harus diterapkan. Ada nilai Tauhid yang menjadi landasan dari semua niat dan perbuatan. Ada Cinta yang melandasi hubungan antar siapapun yang saling berinteraksi di Yayasan. Ada Adil yang menjadi landasan setiap kebijakan dan keputusan, dan ada Kadar yang menjadi dasar setiap penugasan dan penilaian. Serta Fana yang memberikan energi bagi proses perbaikan berkelanjutan yang tiada henti.
Di kepengurusan yang saya pimpin saat ini,
mulai banyak generasi kedua pendiri Yayasan yang terjun mengisi posisi-posisi
Yayasan di level operasional. Mereka hadir sebagai karyawan, berinteraksi dan
bekerja sama dengan karyawan lainnya dalam memenuhi tugas dan tanggung jawab
mereka. Semua nilai-nilai itu harus dapat mereka rasakan, mereka serap, dan
mereka praktikkan di bidang yang menjadi tanggung jawabnya.
Di bulan Oktober 2022 ini insyaa’ Allah
akan ada momen penting Yayasan berupa “Konvensi Kedua Yayasan Asih Putera”.
Direksi dan Manajer di lingkungan Yayasan akan mempresentasikan masing-masing
programnya untuk 5-10 tahun mendatang. Program tersebut akan diuji dan dibahas
oleh seluruh stakeholder Yayasan untuk kemudian hasilnya akan menjadi pedoman
kerja pengurus pada periode ini dan periode berikutnya.
Kita akan melihat bagaimana dan seperti apa
nilai-nilai luhur Yayasan itu dituangkan dalam program. Hari ini bukan hanya
“Mendidik Sepenuh Hati” yang menjadi motto Yayasan, tetapi diikuti juga tagline
“Generasi Sahabat Bumi” serta “Bring Better Life to The World”
sebagai ungkapan yang menunjukkan tekad keberadaan Yayasan dalam menyongsong
masa depan.
Antara lain dengan cara inilah,
mudah-mudahan Yayasan dapat terus menyumbangkan manfaatnya kepada khalayak.
Menjadi lebih besar, lebih bermanfaat. Laa hawla walaa quwwata illa billaah….
KBB, 9 September 2022
13 Shafar 1444 H
Edi S. Ahmad – Ketua Yayasan Asih Putera