Ketika Rakyat Kembali Bisa Berpesta
Oleh:
Ceuceu Gumilang
Peringatan
Hari Kemerdekaan Republik Indonesia identik dengan kemeriahan dan kegembiraan
untuk seluruh rakyat Indonesia. Aneka permainan dan perlombaan khas agustusan
seakan menjadi candu bagi seluruh kalangan. Tak heran jika peringatan kemerdekaan
ini sering disebut sebagai pesta rakyat Indonesia.
Bahagia
itu sederhana, jika kita berada dalam satu frekuensi yang sama. Keberagaman
adalah fitrah, perbedaan adalah fakta yang tidak bisa dibantah, namun ketika
kita satu haluan dalam memaknai suatu persoalan, maka selalu akan ada solusi
dan jalan keluar yang melegakan.
Dua
tahun kita kehilangan momen agustusan. Tak terdengar gelak tawa dan keseruan
khas agustusan. Ya, dua tahun kita memperingati hari kemerdekaan dalam senyap, tercekam
dalam kekhawatiran dan ketakutan, bersembunyi di balik tembok-tembok rumah yang
dianggap aman dari paparan virus mematikan Covid-19.
Kini, ketika Indonesia berhasil bangkit dari cekaman ketakutan, kita bisa kembali mendengar gelak tawa dan gelegar euforia kemerdekaan. Di seluruh penjuru tanah air, di kota dan di desa, bendera merah putih dan umbul-umbul semarak berkibar, pagar dan gapura terlihat diperindah dengan nuasa merah putih.
Begitupun
dengan madrasah yang ada di Asih Putera, dari mulai tingkat TK, MI, MTs hingga
MA Multiteknik Asih Putera, semua larut dalam kemeriahan pesta. Berbagai lomba
dan permainan seru digelar, mengadu ketangkasan dalam suasana penuh gelak tawa.
Walau hadiah bagi para pemenang selalu ada, tapi yakin bukan untuk itu mereka
bertanding. Ini adalah pesta rakyat, dan semua rakyat selayaknya bergembira dan
ikut serta dalam memerahkan pesta tersebut.
MTs dan
MA Multiteknik Asih Putera bergabung dalam sebuah upacara bendera, lengkap
dengan pengibaran bendera yang dilakukan oleh tiga orang siswa MA MT Asih
Putera, mantan anggota Paskibraka Kota Cimahi tahun 2021. Walau terlihat sederhana
dan dilaksanakan di GOR Bale Mamah Haji Cihanjuang, namun yang terpenting
adalah jiwa yang mampu memaknai setiap peristiwa sejarah untuk dijadikan
pijakan dalam menentukan arah berkehidupan kebangsaan ke depan.
Aneka
permainan rakyat digelar dan dengan penuh antusias diikuti oleh para siswa juga
guru. Lomba tarik tabang, estafet air, makan kerupuk, balap karung, pindah
sarung, sumpit kelereng, pingpong pasangan guru murid dn lain-lain sungguh terlihat
sangat seru. Semua larut dalam kegembiraan. Ini Hari Merdeka Bung, lepaskan
sejenak penatmu, mari kita bergembira!
Tak ada
pesta yang tak usai. Pertandingan dan permainan boleh berakhir, tapi kegembiraan
dan kebanggaan menjadi rakyat Indonesia harus tetap berkibar. Seperti bendera
merah putih yang terus berkibar di angkasa, dalam semangat optimisme kejayaan Indonesia di
masa depan.
Dirgahayu
Republik Indonesia ke-77, semoga bangsa Indonesia akan mampu pulih lebih cepat dan
bangkit lebih kuat. Merdeka!!