Yayasan Asih Putera Hotline : 081320267490
Image

Membuka Tabir Rezeki yang Tak Terduga

Memfungsikan masjid sebagai masjid peradaban, yang menjadi  sarana untuk mewadahi berbagai kegiatan kemasyarakatan dalam bidang keagamaan dan sosial, adalah tujuan pendirian Masjid Asih Putera. Masjid cantik yang dibangun tepat di gerbang masuk kampus MTs dan MA Multiteknik Asih Putera ini, tidak hanya diperuntukkan bagi jamaah internal Asih Putera, tapi juga masyarakat umum.

Salah satu program dari Masjid Asih Putera adalah mengadakan Kajian Bulanan dengan mengundang narasumber ustadz-ustadz yang dikenal baik di masyarakat. Pengajian bulanan perdana Masjid Asih Putera telah dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2023 lalu, dengan  menghadirkan Ustadz Rendy Saputra sebagai narasumber.

Kajian ini dihadiri oleh jamaah dari unsur pendiri yayasan, guru-guru, staf, siswa juga orang tua siswa dan masyarakat sekitar. Kajian bulanan ini difungsikan sebagai  syiar dakwah Islam sekaligus sarana ukhuwah jamaah Masjid Asih Putera.


Kajian bulanan di Masjid Asih Putera merupakan salah satu program dari sekian banyak program yang direncanakan. Selanjutnya pengajian bulanan ini akan dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan serta bersinergi dengan program-program lainnya.

Pada kajian perdana bersama Ustadz Rendy Saputra ini, mengangkat tema tentang “Membuka Tabir Rezeki yang Tak Terduga”

Menurut Ustadz Rendy, kita harus hati-hati mendefinisikan arti rezeki. Rezeki itu tidak identik berbentuk uang atau materi. Hidup dengan penuh nikmat itu karena penuh rida Allah SWT.

Rezeki adalah mendekatkan diri kepada Allah, yang membawa kita semakin dekat dengan Allah. Rezeki itu harus barokah, bukan dari sisi banyaknya. Rezeki bukan tentang kaya atau miskin. Banyak sahabat  Nabi yang kaya raya seperti Ustman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf, namun ketaatan mereka terhadap Allah tidak diragukan lagi. Harta kekayaan yang mereka miliki, justru digunakan untuk kegiatan dakwah untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.


Bagaimana cara menjemput rezeki?

Allah itu menghamparkan rezeki-Nya secara luar biasa dan tak terduga. Lalu bagaimana cara kita menjemput rezeki yang tak terduga itu?

Bahwa rezeki itu sangat beragam bentuknya, bisa berupa uang, kelapangan hidup, Allah sedikitkan  keinginan terhadap banyak hal itu juga rezeki, istri saleh adalah rezeki, suami yang setia dan mudah membantu di rumah itu juga rezeki, rezeki itu sangat luas ragamnya. Bisa melakukan silaturrahim itu juga rezeki, anak kita banyak yang sayang itu juga rezeki, anak taat itu rezeki, rezeki itu luas!

1.     Menjadi hamba Allah yang taat

Menurut QS. Saba (34) ayat 39,  Katakanlah, “Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.”  Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik.

Jadilah hamba Allah yang taat, maka Allah akan lapangkan rezeki kita. Rezeki itu ukurannya bukan sedikit atau banyak, tetapi sempit atau luas menurut Alqur’an.  Rezeki itu sudah dikadarkan, diluaskan dan dicukupkan.

Bahaya kalau kita lepas salat dan lepas taat kepada Allah. Ketika kita melepaskan diri sebagai hamba Allah, maka keberkahan dan keluasan rezeki akan Allah cabut dari kita.

2. Senantiasa Bertaubat

Terhambatnya rezeki adalah disebabkan oleh dosa-dosa kita sendiri. Perbanyak istighfar dan bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat, akan mendatangkan rezeki yang kita harapkan, bahkan dari jalan yang tidak terduga.  

Hanya yang menjadi hamba Allah lah yang layak dilapangkan rezekinya. Jadi hamba Allah itu harus  taat  dan rida dengan semua ketetapan Allah.  Kesulitan yang menimpa kita, karena tidak rida dengan ketetapan Allah.

Dengan melakukan taubat yang benar dan memperbanyak istighfar, maka akan mendatangkan rezeki.  Rezeki itu dari Allah,  tugas kita adalah menjadi hamba Allah yang taat. Taubat yang sesungguhnya adalah mengakui kebenaran ketetapan Allah.

Istighfar itu seperti zat kimia yang membuka kebuntuan-kebuntuan rezeki kita, dosalah yang menghambat rezeki kita.  

Berhati-hatilah menjaga lisan kita, waspada dengan dosa ghibah. Merobek kiswah Kabah tidak lebih hina dari mengghibah. Mencari-cari aib atau kejelekan saudara kita sendiri, selalu ingin tahu dengan urusan orang lain untuk memperbincangkannya, adalah  salah satu penghambat datangnya rezeki kita.

Mari perbaiki diri kita dengan selalu melakukan muhasabah atau perenungan. Jadilah hamba yang taat dan senantiasa bertaubat dengan memperbanyak istighfar, untuk membuka pintu-pintu rezeki yang penuh berkah dan manfaat.*

 Ceuceu Gumilang (disarikan dari ceramah Ust. Rendy Saputra)