
Membuka Tabir Rezeki yang Tak Terduga
Memfungsikan masjid sebagai masjid peradaban,
yang menjadi sarana untuk mewadahi
berbagai kegiatan kemasyarakatan dalam bidang keagamaan dan sosial, adalah tujuan
pendirian Masjid Asih Putera. Masjid cantik yang dibangun tepat di gerbang
masuk kampus MTs dan MA Multiteknik Asih Putera ini, tidak hanya diperuntukkan
bagi jamaah internal Asih Putera, tapi juga masyarakat umum.
Salah satu program dari Masjid Asih Putera
adalah mengadakan Kajian Bulanan dengan mengundang narasumber ustadz-ustadz yang
dikenal baik di masyarakat. Pengajian bulanan perdana Masjid Asih Putera telah
dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2023 lalu, dengan menghadirkan Ustadz Rendy Saputra sebagai
narasumber.
Kajian ini dihadiri oleh jamaah dari unsur pendiri yayasan, guru-guru, staf, siswa juga orang tua siswa dan masyarakat sekitar. Kajian bulanan ini difungsikan sebagai syiar dakwah Islam sekaligus sarana ukhuwah jamaah Masjid Asih Putera.
Kajian bulanan di Masjid Asih Putera
merupakan salah satu program dari sekian banyak program yang direncanakan.
Selanjutnya pengajian bulanan ini akan dilaksanakan secara rutin dan
berkesinambungan serta bersinergi dengan program-program lainnya.
Pada kajian perdana bersama Ustadz Rendy
Saputra ini, mengangkat tema tentang “Membuka Tabir Rezeki yang Tak Terduga”
Menurut Ustadz Rendy, kita harus hati-hati
mendefinisikan arti rezeki. Rezeki itu tidak identik berbentuk uang atau
materi. Hidup dengan penuh nikmat itu karena penuh rida Allah SWT.
Rezeki adalah mendekatkan diri kepada Allah, yang membawa kita semakin dekat dengan Allah. Rezeki itu harus barokah, bukan dari sisi banyaknya. Rezeki bukan tentang kaya atau miskin. Banyak sahabat Nabi yang kaya raya seperti Ustman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf, namun ketaatan mereka terhadap Allah tidak diragukan lagi. Harta kekayaan yang mereka miliki, justru digunakan untuk kegiatan dakwah untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.
Bagaimana cara menjemput rezeki?
Allah itu menghamparkan rezeki-Nya secara
luar biasa dan tak terduga. Lalu bagaimana cara kita menjemput rezeki yang tak
terduga itu?
Bahwa rezeki itu sangat beragam bentuknya, bisa
berupa uang, kelapangan hidup, Allah sedikitkan keinginan terhadap banyak hal itu juga rezeki,
istri saleh adalah rezeki, suami yang setia dan mudah membantu di rumah itu juga
rezeki, rezeki itu sangat luas ragamnya. Bisa melakukan silaturrahim itu juga rezeki,
anak kita banyak yang sayang itu juga rezeki, anak taat itu rezeki, rezeki itu
luas!
1.
Menjadi hamba Allah
yang taat
Menurut QS. Saba (34) ayat 39, Katakanlah, “Sungguh, Tuhanku melapangkan
rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.”
Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah
akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik.
Jadilah hamba Allah yang taat, maka Allah
akan lapangkan rezeki kita. Rezeki itu ukurannya bukan sedikit atau banyak,
tetapi sempit atau luas menurut Alqur’an. Rezeki itu sudah dikadarkan, diluaskan dan
dicukupkan.
Bahaya kalau kita lepas salat dan lepas
taat kepada Allah. Ketika kita melepaskan diri sebagai hamba Allah, maka
keberkahan dan keluasan rezeki akan Allah cabut dari kita.
2. Senantiasa Bertaubat
Terhambatnya rezeki adalah disebabkan oleh
dosa-dosa kita sendiri. Perbanyak istighfar dan bertaubat dengan
sebenar-benarnya taubat, akan mendatangkan rezeki yang kita harapkan, bahkan dari
jalan yang tidak terduga.
Hanya yang menjadi hamba Allah lah yang
layak dilapangkan rezekinya. Jadi hamba Allah itu harus taat dan rida dengan semua ketetapan Allah. Kesulitan yang menimpa kita, karena tidak rida
dengan ketetapan Allah.
Dengan melakukan taubat yang benar dan memperbanyak
istighfar, maka akan mendatangkan rezeki. Rezeki itu dari Allah, tugas kita adalah menjadi hamba Allah yang
taat. Taubat yang sesungguhnya adalah mengakui kebenaran ketetapan Allah.
Istighfar itu seperti zat kimia yang
membuka kebuntuan-kebuntuan rezeki kita, dosalah yang menghambat rezeki kita.
Berhati-hatilah menjaga lisan kita, waspada
dengan dosa ghibah. Merobek kiswah Kabah tidak lebih hina dari mengghibah. Mencari-cari
aib atau kejelekan saudara kita sendiri, selalu ingin tahu dengan urusan orang
lain untuk memperbincangkannya, adalah
salah satu penghambat datangnya rezeki kita.
Mari perbaiki diri kita dengan selalu
melakukan muhasabah atau perenungan. Jadilah hamba yang taat dan senantiasa
bertaubat dengan memperbanyak istighfar, untuk membuka pintu-pintu rezeki yang
penuh berkah dan manfaat.*
Ceuceu Gumilang (disarikan dari ceramah Ust. Rendy Saputra)