Menumbuhkan Kesadaran Diri Anak (Bagian 1)
Oleh: Handi
Komara, S.Pd.I (Guru Kelas V MI Asih Putera)
Si Fulan begitu
mahir menyelesaikan permainan rubiks 4x4. Bahkan ketika penulis beri tantangan
menyelesaikan rubiks yang lebih rumit, Si Fulan begitu cepat menyelesaikannya.
Bahkan dengan wajah “ah, gampang!”. Penulis pernah mencoba menyelesaikan rubiks
tersebut, satu pekan baru selesai, Si Fulan ternyata hanya memerlukan waktu
kurang dari dua menit saja.
Di sisi lain,
ternyata Si Fulan kurang bersemangat ketika diajak untuk berdiskusi untuk
menyelesaikan permasalah yang diajukan oleh gurunya di kelas. Dia cenderung
malas-malasan dalam berinteraksi.
Kita sering
dihadapkan dengan anak-anak yang kesulitan melakukan aktivitas yang kita
inginkan. Namun di sisi lain, anak yang sama dapat mencapai suatu kompetensi tanpa adanya
dorongan dari siapapun.
Program-program
yang kita ‘jejalkan’ untuk anak-anak kita tentu dengan harapan dapat membantu
pengembangan diri bagi mereka. Ketika dalam prosesnya, mereka terkesan mogok
dalam mengerjakannya, maka kita menjadi kebingungan, apa yang harus kita
lakukan agar anak-anak kita mau melakukan atau mengerjakan sesuatu yang kita
programkan bagi kebaikan mereka tersebut dengan penuh kesungguhan, tanpa beban.
Kita tidak ingin membuat anak-anak terbebani dengan segala program yang kita
sajikan.
Permasalahan ini
sering menjadi bahan diskusi antar guru di sekolah dan orang tua di rumah.
Inipun yang sering menjadi bahan diskusi ketika guru kelas dan orang tua
bertemu.
Penulis pernah
menyimak sebuah podcast dengan
narasumber Irfan Amalee. Seorang aktivis perdamaian yang diakui nasional dan
dunia juga seorang pemerhati pendidikan di Indonesia. Isinya cukup pas dengan
bahasan yang ingin penulis sampaikan pada tulisan ini.
Irfan Amalee
menyebutkan bahwa anak-anak kita sering dianggap sebagai mobil mogok. Mereka
tidak mau melakukan hal-hal yang kita minta. Malah terkesan malas-malasan.
Namun, sebenarnya, anak-anak kita adalah sebuah supercar. Mobil yang begitu hebat, canggih dan membutuhkan keahlian
khusus untuk menjalankannya. Mobil biasa hanya menggunakan kunci manual, namun
sebuah supercar membutuhkan kunci
khusus yang tidak biasa.
Kunci khusus
untuk menyalakan supercar kita itu dapat memicu anak-anak kita menjadi mobil
yang self driving, dapat berjalan
sendiri tanpa supir. Dengan demikian, anak-anak kita akan dengan kesadaran
dirinya melakukan apapun yang kita programkan.
Kunci khusus yang
dimaksud berjumlah 10 kunci. Kunci-kunci ini membuat anak-anak kita menjadi
pribadi yang aktif tanpa adanya dorongan dari kita.
Manfaat
Anak-anak akan
dengan senang hati untuk sarapan secara rutin setiap pagi, tanpa diingatkan
jika mereka tahu manfaat dari sarapan. Mereka juga akan dengan senang hati
merapikan tempat tidurnya jika ternyata malam hari sebelum tidur, mereka
mendapati kasurnya begitu kotor. Kotor dengan mainan, buku-buku, remah-remah
makanan, bantal dan selimut yang begitu mengganggu matanya. Ketika mereka
diberi pemahaman, bahwa dengan merapikan tempat tidurnya, akan membuat tidur
menjadi lebih nyaman, tanpa kotoran, begitu menyenangkan tidur di tempat tidur
yang rapi, maka mereka akan dengan senang hati, tanpa paksaan, akan merapikan
tempat tidurnya, membersihkannya dari mainan, makanan dan lain-lain.
Kebanggaan
Zhilal dengan
begitu bangga menunjukkan beberapa buku novel yang telah dia baca ke penulis,
sebagai guru kelasnya. Penulis memancingnya dengan beberapa pertanyaan mengenai
apa yang telah dia baca. Dan mengalirlah cerita mengenai isi buku bacaannya
itu. Berhenti ketika penulis memintanya untuk tidak terlalu membocorkan terlalu
dalam mengenai isi novelnya, karena penulis ingin juga merasakan keseruan
membaca novel tersebut nantinya.
Ada banyak buku
yang telah Zhilal baca. Namun buku-buku yang ditulis oleh Tere Liye lah yang
membuatnya lebih bersemangat untuk membaca. Selain ditunjukkan kepada guru
kelasnya, dia juga menunjukkan buku-buku tersebut kepada teman-temannya. Entah
sudah berapa banyak temannya yang akhirnya tergelitik untuk ikut meminjam dan
membacanya. Tentu penulis mendapat giliran pertama untuk meminjam.
Makna yang Mencerahkan
Anak-anak akan
mau sholat tanpa disuruh dan dipaksa jika mereka paham mengenai makna di balik
didirikannya sholat. Mereka juga akan dengan senang hati menyisihkan uang
jajannya untuk bersedekah ketika mereka paham, bahwa ada makna di balik sedekah
itu. Mereka juga akan dapat menahan lapar dan hausnya ketika berpuasa setelah
mereka paham makna dari berpuasa.
(bersambung ke bagian dua)