Yayasan Asih Putera Hotline : 081320267490
Image

Menumbuhkan Kesadaran Diri Anak (Bagian 1)

Oleh: Handi Komara, S.Pd.I (Guru Kelas V MI Asih Putera)

Si Fulan begitu mahir menyelesaikan permainan rubiks 4x4. Bahkan ketika penulis beri tantangan menyelesaikan rubiks yang lebih rumit, Si Fulan begitu cepat menyelesaikannya. Bahkan dengan wajah “ah, gampang!”. Penulis pernah mencoba menyelesaikan rubiks tersebut, satu pekan baru selesai, Si Fulan ternyata hanya memerlukan waktu kurang dari dua menit saja.

Di sisi lain, ternyata Si Fulan kurang bersemangat ketika diajak untuk berdiskusi untuk menyelesaikan permasalah yang diajukan oleh gurunya di kelas. Dia cenderung malas-malasan dalam berinteraksi.

Kita sering dihadapkan dengan anak-anak yang kesulitan melakukan aktivitas yang kita inginkan. Namun di sisi lain, anak yang sama dapat mencapai suatu kompetensi tanpa adanya dorongan dari siapapun.

Program-program yang kita ‘jejalkan’ untuk anak-anak kita tentu dengan harapan dapat membantu pengembangan diri bagi mereka. Ketika dalam prosesnya, mereka terkesan mogok dalam mengerjakannya, maka kita menjadi kebingungan, apa yang harus kita lakukan agar anak-anak kita mau melakukan atau mengerjakan sesuatu yang kita programkan bagi kebaikan mereka tersebut dengan penuh kesungguhan, tanpa beban. Kita tidak ingin membuat anak-anak terbebani dengan segala program yang kita sajikan.

Permasalahan ini sering menjadi bahan diskusi antar guru di sekolah dan orang tua di rumah. Inipun yang sering menjadi bahan diskusi ketika guru kelas dan orang tua bertemu.

Penulis pernah menyimak sebuah podcast dengan narasumber Irfan Amalee. Seorang aktivis perdamaian yang diakui nasional dan dunia juga seorang pemerhati pendidikan di Indonesia. Isinya cukup pas dengan bahasan yang ingin penulis sampaikan pada tulisan ini.

Irfan Amalee menyebutkan bahwa anak-anak kita sering dianggap sebagai mobil mogok. Mereka tidak mau melakukan hal-hal yang kita minta. Malah terkesan malas-malasan. Namun, sebenarnya, anak-anak kita adalah sebuah supercar. Mobil yang begitu hebat, canggih dan membutuhkan keahlian khusus untuk menjalankannya. Mobil biasa hanya menggunakan kunci manual, namun sebuah supercar membutuhkan kunci khusus yang tidak biasa.

Kunci khusus untuk menyalakan supercar kita itu dapat memicu anak-anak kita menjadi mobil yang self driving, dapat berjalan sendiri tanpa supir. Dengan demikian, anak-anak kita akan dengan kesadaran dirinya melakukan apapun yang kita programkan.

Kunci khusus yang dimaksud berjumlah 10 kunci. Kunci-kunci ini membuat anak-anak kita menjadi pribadi yang aktif tanpa adanya dorongan dari kita.

Manfaat

Anak-anak akan dengan senang hati untuk sarapan secara rutin setiap pagi, tanpa diingatkan jika mereka tahu manfaat dari sarapan. Mereka juga akan dengan senang hati merapikan tempat tidurnya jika ternyata malam hari sebelum tidur, mereka mendapati kasurnya begitu kotor. Kotor dengan mainan, buku-buku, remah-remah makanan, bantal dan selimut yang begitu mengganggu matanya. Ketika mereka diberi pemahaman, bahwa dengan merapikan tempat tidurnya, akan membuat tidur menjadi lebih nyaman, tanpa kotoran, begitu menyenangkan tidur di tempat tidur yang rapi, maka mereka akan dengan senang hati, tanpa paksaan, akan merapikan tempat tidurnya, membersihkannya dari mainan, makanan dan lain-lain.

Kebanggaan

Zhilal dengan begitu bangga menunjukkan beberapa buku novel yang telah dia baca ke penulis, sebagai guru kelasnya. Penulis memancingnya dengan beberapa pertanyaan mengenai apa yang telah dia baca. Dan mengalirlah cerita mengenai isi buku bacaannya itu. Berhenti ketika penulis memintanya untuk tidak terlalu membocorkan terlalu dalam mengenai isi novelnya, karena penulis ingin juga merasakan keseruan membaca novel tersebut nantinya.

Ada banyak buku yang telah Zhilal baca. Namun buku-buku yang ditulis oleh Tere Liye lah yang membuatnya lebih bersemangat untuk membaca. Selain ditunjukkan kepada guru kelasnya, dia juga menunjukkan buku-buku tersebut kepada teman-temannya. Entah sudah berapa banyak temannya yang akhirnya tergelitik untuk ikut meminjam dan membacanya. Tentu penulis mendapat giliran pertama untuk meminjam.

Makna yang Mencerahkan

Anak-anak akan mau sholat tanpa disuruh dan dipaksa jika mereka paham mengenai makna di balik didirikannya sholat. Mereka juga akan dengan senang hati menyisihkan uang jajannya untuk bersedekah ketika mereka paham, bahwa ada makna di balik sedekah itu. Mereka juga akan dapat menahan lapar dan hausnya ketika berpuasa setelah mereka paham makna dari berpuasa.

(bersambung ke bagian dua)