Yayasan Asih Putera Hotline : 081320267490
Image

Menyelamatkan Keluarga dengan Kembali ke Fitrah

Maraknya berita tentang semakin banyaknya penyimpangan orientasi seksual (LGBT) di kalangan remaja bahkan anak-anak di bawah umur, tentu saja sangat memprihatinkan. Mereka adalah notabene calon penerus keberlangsungan bangsa dan negara, calon penerus generasi negara ini! 

Jika mentalitas mereka sudah sudah rusak karena terkena dampak buruk perkembangan teknologi yang menyebabkan adanya disorientasi seksual yang menyimpang, akan jadi apa negara ini ke depan? Fenomena suka sesama jenis ini harus ada solusi dari semua pihak untuk menghentikan penyebarannya, karena hal ini ibarat penyakit menular yang sangat berbahaya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat harus satu kesatuan untuk menghentikan hal ini.

Berdasarkan paparan dari Psikolog Dra. Elya Munski yang disampaikan di acara sharing sesssion di Masjid Asih Putera pada 13 Maret 2025 lalu, penyebab utama penyimpangan seksual sejenis berawal dari keluarga. Karena anak tidak lagi menemukan rasa aman, perhatian, dan  kasih sayang di keluarganya akhirnya mencari di tempat yang salah dan dari orang yang salah!

Orang tua harus ada saat anak membutuhkan. Bersama ayah logika yang jalan, sedangkana bersama ibu ada rasa yang dominan. Ayah dan ibu ibarat du buah sayang yang saling menyeimbangkan sehingga anak bisa terbang. Ayah harus ada saat anak laki-laki memasuki masa akil balig, memahamkan tentang alat reproduksi dan resiko-resikonya.

Seorang ibu harus ada di sisi anak perempuannya saat dia mengalami menstruasi pertamanya, menjelaskan tentang alat reproduksi wanita  termasuk juga akibatnya kalau kita lengah. 

Bounding antara orang tua dengan anak harus dijaga, kedekatan anak dengan orang tua akan membuat anak nyaman, dan ketika anak mendapatkan masalah di lingkungan pergaulannya dia akan lari kepada orangtuanya, bukan ke orang lain yang bisa jadi akan menyesatkan.

Fenomena LGBT di kalangan anak dan remaja dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks dan saling berkaitan. Berikut beberapa penyebab yang mungkin berkontribusi:

Faktor Biologis dan Genetik: Beberapa penelitian menunjukkan adanya kemungkinan hubungan antara faktor genetik dan orientasi seksual. Ada teori yang menyatakan bahwa kecenderungan terhadap orientasi seksual tertentu bisa dipengaruhi oleh faktor biologis yang ada dalam diri individu.

Faktor Sosial dan Lingkungan: Lingkungan sosial tempat anak dan remaja tumbuh dapat mempengaruhi perkembangan identitas seksual mereka. Interaksi dengan teman sebaya, keluarga, dan lingkungan sekitar dapat membantu mereka mengembangkan pemahaman tentang orientasi seksual. Toleransi dan penerimaan yang ada di masyarakat juga dapat mempengaruhi sejauh mana seseorang merasa aman untuk mengeksplorasi identitas seksual mereka.

Eksplorasi Diri pada Masa Remaja: Masa remaja adalah waktu di mana individu mulai mencari jati diri dan mengeksplorasi berbagai aspek kehidupan, termasuk identitas seksual. Remaja sering kali mencoba memahami siapa mereka dan apa yang mereka inginkan, dan ini bisa mencakup pemahaman terhadap orientasi seksual mereka.

Pengaruh Media dan Teknologi: Media sosial, film, dan platform digital semakin memberikan ruang bagi anak dan remaja untuk mengeksplorasi isu-isu LGBT. Kehadiran figur publik atau tokoh-tokoh LGBT yang lebih terbuka mungkin memberi inspirasi atau membuka ruang percakapan tentang seksualitas dan identitas gender.

Penerimaan dan Hak Asasi Manusia: Semakin banyaknya gerakan hak asasi manusia yang mendukung LGBT, serta undang-undang yang lebih progresif di beberapa negara, menciptakan ruang yang lebih besar bagi anak dan remaja untuk lebih terbuka dalam mengeksplorasi orientasi seksual mereka tanpa takut akan diskriminasi atau hukuman.

Faktor Keluarga dan Pendidikan: Pendidikan seks yang terbuka dan inklusif di sekolah, serta keluarga yang mendukung, dapat mempengaruhi bagaimana seorang anak atau remaja memahami orientasi seksual mereka. Keluarga yang toleran dan terbuka terhadap berbagai identitas seksual cenderung memberikan dukungan yang lebih besar kepada anak-anak dalam proses eksplorasi ini.

Fenomena ini sangat bergantung pada banyak variabel, dan tidak ada satu penyebab tunggal yang dapat menjelaskan mengapa seseorang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari komunitas LGBT. Setiap individu memiliki pengalaman dan perjalanan yang unik dalam memahami identitas seksual dan gender mereka.                                                                                                                                    

Ingat! Berikan informasi edukasi dengan pondasi agama yang kuat agar menjauhi perilaku menyimpang LGBT. Berikan edukasi sejak dini, menyampaikan bahwa perilaku LGBT adalah perilaku yang bisa merusak kesehatan fisik dan mental, bisa terkenal HIV AIDS. Dan yang terutama adalah bisa mendatangkan azab dari Allah SWT.

Sinergis Pengasuhan Ayah dan Ibu
Peran sinergis pengasuhan ayah dan ibu harus solid dan mampu menjadikan ayah dan ibu sebagai sahabat anak. Sehingga menjadikan anak memahami bahwa ayah dan ibu adalah tempat terbaik bagi mereka untuk berbagi kisah, kondisi yang sedang dihadapi, serta meminta solusi.

Dengan adanya sinergis antara ayah dan ibu akan memunculkan bounding yang kuat dengan anak, sehingga bisa menjadi benteng kuat agar anak tidak mudah terpengaruh bahkan terjerumus pada perilaku menyimpang LGBT.

Mari jaga akhlak anak-anak kita, dengan selalu menjadikan agama sebagai pondasi utama dalam pola asuh dan pendidikan bagi mereka.

Penulis: Ceuceu Gumilang