Yayasan Asih Putera Hotline : 081320267490
Image

Mudik dan Halal Bihalal, Sebuah Tradisi Penuh Kebaikan

Oleh: Admin Ceuceu Gumilang

Mungkin hanya ada di negara kita, sebuah tradisi tahunan yang begitu dirindukan dan menjadi cerita tak berkesudahan. Sebagai negara mayoritas muslim yang tersebar di seluruh pelosok negeri, ada sebuah tradisi tahunan yang selalu dinantikan di setiap penghujung Ramadhan, mudik!

Ya, mungkin hanya ada di Indonesia, tradisi pulang kampung di saat lebaran, yang pergerakan total pelakunya tahun ini, diperkirakan mencapai 123 juta orang pemudik. Fantastis!

Bisa dimengerti, setelah badai pandemi Covid-19, baru tahun ini Pemerintah memperbolehkan rakyatnya melakukan mudik tanpa syarat! Tak ada lagi PPKM serta kewajiban melakukan swab bagi yang akan bepergian ke luar kota. Walaupun himbauan dan anjuran untuk tetap menggunakan masker tetap dilakukan.

Besarnya angka pemudik setiap menjelang lebaran Idul Fitri, benar-benar menjadikan kota besar terasa lengang karena ditinggalkan penghuninya.

Mudik dan Dampaknya

Mudik, oleh KBBI disinonimkan dengan pulang kampung, adalah adalah kegiatan perantau/pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia, identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan terutama menjelang Idul Fitri. Mudik sudah menjadi tradisi turun-temurun yang dilakukan masyarakat Indonesia setiap menjelang lebaran. Biasanya, tujuannya adalah untuk berkumpul, bertemu, dan bersilaturahim dengan orang tua dan sanak keluarga di kampung halaman.

Mudik laksana  ritual wajib yang memerlukan banyak pengorbanan. Bukan hanya materi, bahkan nyawa bisa menjadi taruhannya. Rela harus berdesak-desakan atau bahkan terjebak dalam kemacetan panjang yang melelahkan. Namun itu semua tidak pernah menyurutkan semangat para pemudik.

Mudik ternyata memiliki dampak yang luar biasa bagi banyak faktor. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memprediksi, perputaran ekonomi pada liburan mudik 2023 akan meningkat dibanding tahun sebelumnya. Jumlah uang yang berputar diperkirakan mencapai 240,1 triliun rupiah!

Kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa tradisi mudik bagi bangsa Indonesia, selain memperkokoh sendi-sendi kebangsaan melalui penguatan ikatan keluarga, silaturahim antar sanak saudara, sebagai manifestasi nilai-nilai keislaman, juga berimplikasi terhadap faktor kesejahteraan masyarakat. Ambil saja contoh dari sejak dalam perjalanan, misal berhenti di rest area untuk makan, membeli bahan bakar dan oleh-oleh, hingga beberapa hari tinggal di kampung halaman, di situ terjadi perputaran uang yang sangat cepat dan dinamis. Oleh karena itu, wajar saja jika dikatakan mudik berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat.

Halal Bihalal

Tujuan orang melakukan mudik yang terutama adalah untuk bertemu orang tua dan keluarga. Mudik  menjadi ajang silaturahim dengan keluarga besar di desa kelahiran atau kampung halaman. Ini bagian dari perwujudan nilai keislaman, terutama terkait akhlakul karimah. Wujud dari silaturahim ini melalui tradisi bersalam-salaman, saling berkunjung ke rumah-rumah, mulai dari rumah orang tua atau yang dituakan di keluarga besar, hingga kerabat dan teman sekolah.

 

Tradisi bermaaf-maafan dengan keluarga, tetangga dan rekan saat Idul Fitri biasa disebut Halal bihalal. Biasanya Halal bihalal dilakukan dengan bersilaturahmi ke rumah tetangga, saudara, dan kerabat.  Pada acara Halal bihalal, tiap orang akan saling memaafkan dan bersalam-salaman.

Halal bihalal menjadi tradisi yang terus berkembang hingga saat ini. Halal bihalal juga berkembang menjadi ajang "open house", di mana sebuah rumah atau instansi mengundang orang untuk datang bersilaturahim. Halal bihalal merupakan tradisi asli Indonesia yang tak akan ditemukan di negara manapun.  Halal bihalal adalah kegiatan pertemuan untuk bersilaturahim, bersalam-salaman dan saling memaafkan yang biasanya akan diakhiri dengan acara makan-makan.  

 

Rasulullah berpesan,: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka sambunglah tali silaturahim. Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka katakanlah yang baik atau diam.” (HR. Bukhari). Dalam hadits lain disebutkan, “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahim.” (HR. Bukhari-Muslim). Bahkan, Nabi juga mengingatkan, “Tidak masuk surga orang yang memutus tali silaturahim.” (HR. Bukhari-Muslim).

 

Dalam rangka mengimplementasikan nilai-nilai keislaman sesuai perintah Allah dan tuntunan sunnah yang dicontohkan Rasulullah SAW, Yayasan Asih Putera menggelar acara Halal Bihalal untuk seluruh keluarga besar Yayasan yang dihadiri oleh keluarga Dewan Pendiri, guru, staf dan karyawan di lingkungan Yayasan Asih Putera. Kegiatan diselenggarakan pada tanggal 6 Mei 2023, bertempat di Masjid Asih Putera, dengan menghadirkan perceramah Ust. Tatan Ahmad Santana. Halal bihalal kali ini, mengangkat tema “Satukan Hati dan Langkah Menuju Perbaikan dan Kesuksesan.”



Alhamdulillah, suasana hangat dan gembira sangat terasa, ketika semua duduk satu lantai bagai tanpa batas, saling bersalaman dan saling memaafkan. Yang muda kepada yang tua pun sebaliknya. Karena kita paham, sebagaimana fitrahnya manusia, kita tak bisa luput dari khilaf dan kesalahan. Mari manfaatkan halal bihalal ini sebagai tradisi yang begitu penuh kebaikan, untuk meraih ridho Allah dan meneladani Rasul-Nya.*