Yayasan Asih Putera Hotline : 081320267490
Image

Pendidikan Sekolah Alam di Indonesia (Bag. 1)

Pendidikan Sekolah Alam di Indonesia:

Harmonisasi dengan Pancasila sebagai Filosofi Kebahagiaan (Bag. 1)

 Abdullah Syifaa Buana, S.Si, MBA (Bidang Transformasi & Mutu Yayasan Asih Putera)

Abstrak

Sekolah Alam sebagai suatu konsep pendekatan pendidikan yang mengutamakan pendidikan karakter atau akhlak, logika, kepemimpinan, dan kewirausahaan siswa ternyata sesuai dengan konsep Pancasila sebagai Filosofi Kebahagiaan. Dengan pendekatan holistiknya, Pendidikan Sekolah Alam tidak hanya menjadi sarana pendidikan, tetapi juga wahana untuk membentuk karakter siswa sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila. Dengan demikian, melibatkan Pendidikan Sekolah Alam dalam sistem pendidikan nasional dapat menjadi langkah positif dalam mewujudkan tujuan Pancasila untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat Indonesia.

Kata Kunci: Sekolah Alam, Pancasila, Filosofi Kebahagiaan, Pendidikan Karakter

Pendahuluan

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan. Salah satu pendekatan pendidikan yang semakin dikenal adalah Pendidikan Sekolah Alam. Pendidikan ini tidak hanya menekankan aspek akademis, tetapi juga membimbing perkembangan spiritual, sosial, dan emosional siswa.

Sekolah Alam adalah sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Lendo Novo (1998) berdasarkan keprihatinannya akan biaya pendidikan yang semakin tidak terjangkau oleh masyarakat. Ide membangun sekolah alam adalah agar bisa membuat sekolah dengan kualitas sangat tinggi tetapi dengan harga terjangkau.

Paradigma umum dalam dunia pendidikan adalah sekolah berkualitas selalu mahal. Yang menjadikan sekolah itu mahal karena infrastrukturnya, seperti bangunannya, kolam renang, lapangan olahraga, dan lain-lain. Sedangkan yang membuat sekolah itu berkualitas bukan infrastruktur. Kontribusi infrastruktur terhadap kualitas pendidikan tidak lebih dari 10%. Sedangkan 90% kontribusi kualitas pendidikan berasal dari kualitas guru, metode belajar yang tepat, dan buku sebagai gerbang ilmu pengetahuan. Ketiga variabel yang menjadi kualitas pendidikan ini sebetulnya sangat murah, asalkan ada guru yang mempunyai idealisme tinggi. Dari situ Lendo mencoba mengembangkan konsep-konsep sekolah alam.

Lendo terinspirasi oleh gagasan ayahnya tentang integrasi ilmiah ilahiah. Ayahanda Lendo, Zuardin Azzaino adalah seorang pegawai Bank Indonesia yang juga penulis buku. Zuardin berpendapat bahwa integrasi ilmiah ilahiah atau integrasi antara iman dan ilmu pengetahuan-teknologi adalah cara untuk mengembalikan kebangkitan Islam. Selama ini, umat Islam terlena dan membahas fikih saja. Selain itu umat Islam juga perlu untuk kembali memegang teguh akhlak mulia.

Menurut Lendo, tujuan pendidikan dalam Islam adalah mencetak khalifatullah fil ardh. Sehingga, kurikulum sekolah alam juga bertujuan untuk mencetak pribadi yang siap mengemban amanah Allah dalam mengelola bumi ini (khalifatullah fil ardh).

Sebagai seorang khalifatullah atau delegasi Allah, manusia harus:

??1. Mengetahui cara diri menyembah Allah.

??2. Mengetahui cara makhluk dan semesta alam menyembah

??3. Mengetahui cara menjadi pemimpin/khalifah karena Allah.

Ide-ide awal Lendo mengenai pendidikan ia terapkan pertama kali di TK Salman al-Farisi di Bandung. Setelah itu ia mendirikan sekolah alam.

Sekolah Alam pertama kali didirikan di Ciganjur pada tahun 1998, tepatnya di Jalan Damai, Ciganjur, Jakarta Selatan dengan nama Sekolah Alam Ciganjur. Sekolah ini dimulai hanya dengan 8 orang murid, yakni 5 orang di Playgroup dan 3 orang di SD, dengan didampingi oleh 6 orang guru, dimana 3 guru adalah guru Playgroup, 2 guru adalah guru SD dan satu orang adalah guru Iqra`/tahfidz.

Pada tahun 2001, lokasi Sekolah Alam Ciganjur ini berpindah tempat di Jalan Anda Nomor 7X, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lendo sendiri kemudian mengembangkan sekolah alam bernama School of Universe di Jalan Raya Parung 314 km.43, Parung – Bogor.

Di School of Universe, para siswa dilatih untuk dapat 'membaca' semesta dengan cara pandang yang utuh atau menyeluruh. Khazanah semesta dibagi ke dalam tema-tema bahasan, kemudian siswa belajar mengupas tema tersebut melalui semua cara pandang berbagai cabang keilmuan.

Sistem pengajaran 'spider web' ini, akan membuat siswa didik peka, sekaligus terbuka dalam menyimak permasalahan dan mencari pemecahannya yang total. Pada seluruh tingkat pendidikan, kurikulum dan penjenjangan proses pembelajaran bersifat 'luwes', senantiasa disesuaikan dengan perkembangan kejiwaan dan keunikan dan bakat tiap siswa.

Pada tiap tingkat pendidikan dasar, maupun lanjutan (TK, SD dan SM) konsep kurikulum terbagi menjadi 4 pokok pengembangan:

1.     Pengembangan akhlak, dengan metode 'teladan'.

2.     Pengembangan logika, dengan metode action learning 'belajar bersama alam'.

3.     Pengembangan sifat kepemimpinan, dengan metode 'outbound training'.

4.     Pengembangan mental bisnis, dengan metode magang dan 'belajar dari ahlinya' (learn from maestro)

Pendidikan Sekolah Alam dan Konsep Pembelajaran Holistik

Pendidikan Sekolah Alam menekankan pembelajaran yang holistik, di mana siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan hidup, kepekaan sosial, dan penghargaan terhadap alam. Metode pembelajaran yang digunakan melibatkan pengalaman langsung di alam, memungkinkan siswa untuk belajar dari lingkungan sekitar mereka.

Menurut Santoso (2010), kelebihan-kelebihan pada sekolah alam yang bisa dibuktikan adalah sebagai berikut:

a.    Sekolah alam cenderung membebaskan keinginan kreatif peserta didik sehingga peserta didik menemukan sendiri kemampuan dirinya

b.    Konsep pembelajaran dengan cara sambil bermain menjadikan pemahaman sekolah bukan merupakan beban, melainkan hal yang menyenangkan. Sekolah alam orientasinya memfokuskan kepada kelebihan yang dimiliki peserta didik dengan metode pencarian yang tidak baku dan relatif menyenangkan sehingga peserta didik menerimanya melalui berbagai bentuk permainan.

c.    Guru atau tenaga pengajar sekolah berbasis alam yang baik tentu saja tetap merupakan mahasiswa/lulusan perguruan tinggi negeri (PTN)

d.     Metodologi pembelajaran yang diterapkan cenderung mengarah pada pencapaian logika berpikir dan inovasi

e.      Bagi   Sekolah   alam   yang   memang   dikelola   oleh   pihak   swasta   atau lembaga tertentu yang kredibel

f.       Yang menarik di Sekolah alam, tidak hanya peserta didik yang belajar. Guru pun dituntut untuk terus belajar

g.      Sekolah   yang   berbasis   alam   pastilah   dilingkupi   berbagai   macam pepohonan yang ada di sekitarnya

h.     Materi pembelajaran tentu saja disesuaikan dengan kompetensi kurikulum pada rentang waktu tertentu dan terprogram secara matang

i.       Untuk mengukur sejauh mana inovasi peserta didik diterima publik, maka sekali dalam satu semester (enam bulan sekali), biasanya diadakan evaluasi.

Pembentukan Karakter di Sekolah Alam

Menurut penelitian Mitchell McCoy (2002), anak yang banyak bergerak dan berinteraksi dengan situasi dan nuansa alam, cenderung lebih kreatif. Anak usia dini suka bermain, selain karena merupakan fitur dasar yang tertanam dalam pendidikan mereka, juga karena bermain adalah naluri alamiah yang sudah ada dalam diri mereka masing-masing (Singer, 2015; Ejieh, 2006). Ide anak dalam bermain umumnya berpusat pada melakukan kegiatan yang menyenangkan secara bebas, berada di luar ruangan, dan bersama teman-teman (Singer, 2013). Berdasarkan temuan dari sejumlah penelitian yang pernah dilakukan, aktivitas bermain terbukti menyenangkan bagi anak karena selain sebagai alat untuk pemenuhan kebutuhan anak, bermain juga dapat menghasilkan emosi positif, melepaskan kelebihan energi, memperkuat empati dan kepekaan terhadap orang lain (toleransi) melalui pengambilan perspektif, mengoptimalkan pertumbuhan otak, mengasah imajinasi dan kreativitas, serta meningkatkan kesehatan jangka panjang serta perkembangan kognitif-motorik-emosional-sosial-mental anak (Sharif, 2014; Singer, 2013; Goldstein, 2012; Whitebread, Basilio, Kuvalja, & Verma, 2012; Gleave & Cole-Hamilton, 2012; Veitch, Salmon, & Ball, 2010; Haney & Bissonnette, 2011; Bell, Pellis, & Kolb, 2010; Kuo, et.al., 2008; Apache, 2005; Casby, 2003). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebahagiaan berkaitan dengan gerak dan aktivitas bermain.

Menurut Husnan (2023), sekolah adalah masa transisi anak dari keluarga ke masyarakat. Interaksi yang terjadi di masyarakat semestinya terjadi di persekolahan. Dalam konteks ruang berdiskusi, dan melalukan refleksi setelah siswa melakukan kegiatan di luar ruangan atau di alam bebas, yang didapatkan adalah hikmah. Hikmah itu kesadaran. Output dari kesadaran siswa terhadap nilai-nilai yang baik dalam dirinya akan mewujud menjadi akhlak. Akhlak yang tercermin dalam kehidupan dibangun di atas kesadaran, bukan di atas aturan-aturan semata. Namun siswa tidak akan dapat melakukan refleksi jika tidak memiliki kegiatan. Oleh karena itu siswa di sekolah alam diarahkan untuk melakukan beragam kegiatan yang dapat mengeksplorasi minat dan bakatnya. Hikmah itu perlu proses internaslisasi nilai dan proses pemahaman dengan hati. Kesadaran itu nantinya akan mengarahkan perilaku.

Salah satu contoh kegiatan berkebun tingkat SD adalah siswa datang ke kebun dengan baju ayah, lalu di kebun mengolah tanah, kemudian menanam bibit, menyiram tanaman, memeliharanya hingga tumbuh, dan pada saatnya berbuah atau memanen sayur. Setelah kegiatan itu ada refleksi bahwa proses itu butuh kesabaran. Perilaku merawat dan menyayangi dijelaskan kepada para peserta didik. Hikmahnya adalah jika menyayangi akan tumbuh dengan baik, maka peserta didik perlu menyayangi antar teman supaya tumbuh dengan baik Bersama-sama. Karakter peduli lingkungan dan peduli sosial ditanamkan pada fase ini.

Kegiatan untuk peserta didik di jenjang SMA berupa stimulus bakatnya. Di setiap jenjang, keragaman aktivitasnya meninggi. Di jenjang SMA, siswa melakukan aktivitas magang di luar kota dengan ahli di bidang yang dipilihnya, sehingga kemampuan dan bakatnya dapat terasah dan berkembang dengan baik.