Yayasan Asih Putera Hotline : 081320267490
Image

Transformasi Pembelajaran dengan Membawa Kelas ke Alam

Menghasilkan generasi yang cerdas juga sehat adalah dambaan guru dan orang tua. Namun tantangan yang dihadapi adalah anak-anak yang cendrung pasif. Anak-anak zaman sekarang menghadapi tantangan besar akibat gaya hidup modern yang serba praktis dan berbasis teknologi. 

Banyak dari mereka cenderung malas belajar dan kurang bergerak, karena lebih sering menghabiskan waktu dengan aktivitas pasif seperti bermain game, menonton video, atau berselancar di media sosial. 

Ketergantungan pada perangkat elektronik ini membuat mereka kurang terstimulasi untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik maupun intelektual. Akibatnya, tingkat kreativitas, daya konsentrasi, dan motivasi belajar menurun. Ditambah lagi, kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko obesitas dan masalah kesehatan lainnya. 

Situasi ini membutuhkan perhatian serius dari orang tua, pendidik, dan lingkungan untuk mendorong anak-anak kembali aktif secara fisik dan intelektual melalui pendekatan yang kreatif dan menyenangkan.

Melihat fenomena yang muncul orang tua dan guru harus membuat berbagai alternatif pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif secara terarah. Dibutuhkan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pengalaman langsung di alam terbuka semakin diakui manfaatnya dalam dunia pendidikan. 

Salah satu metode inovatif yang mendukung hal ini adalah Walking Curriculum, yang dikembangkan oleh Dr. Gillian Judson, Asisten Profesor di Fakultas Pendidikan Universitas Simon Fraser, Amerika Serikat. Walking Curriculum di lingkungan sekitar adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk mengajak siswa belajar di luar ruang kelas melalui aktivitas berjalan kaki. 

Metode memfokuskan pengajaran melalui pengamatan objek di lingkungan sekitar. Semua kegiatan ini mudah diterapkan dan dapat digunakan untuk berbagai topik materi pelajaran, mulai dari TK hingga SMA. Adapun manfaat Walking Curriculum adalah sebagai berikut: