
From Dancing Shoes to Scholarships
"A Journey Through Teaching, Motherhood, and Postgraduate Studies"
Sebuah kesuksesan bisa berawal dari sebuah
mimpi di waktu kecil. Ketika mimpi itu menjadi sebuah cita-cita yang diniatkan
dengan sungguh-sungguh, maka usaha dan kerja keras tentu akan dilakukan untuk
mewujudkannya.
Adalah Ismiati Purwaningsih Subiana, S.Pd.,
seorang guru Bahasa Inggris di MTs Asih Putera yang mendapatkan Beasiswa LPDP
untuk jenjang S-2 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris, berhasil mewujudkan mimpi kecilnya menjadi kenyataan.
Berikut adalah hasil obrolan dengan ibu guru yang sangat atraktif dan
menyenangkan untuk diajak berdiskusi.
Ismi, begitu panggilannya, lahir di Bandung tanggal
5 Agustus 1986. Merupakan lulusan dari UPI Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.
Ada latar belakang unik yang membuatnya tertarik untuk mengambil jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris.
Menurutnya, alasan utama memilih jurusan
tersebut adalah, karena Bahasa Inggris adalah bahasa komunikasi internasional
yang sangat dibutuhkan oleh berbagai bidang. Namun di luar itu, ternyata ada
motivasi lain yang membuatnya sangat tertarik dengan Bahasa Inggris, seperti
yang dituturkannya kepada admin berikut ini,
“Sejak duduk di kelas 5 SD saya mulai tertarik
untuk mempelajari bahasa Inggris, karena ibu saya adalah seorang tutor bahasa
Inggris di perusahaan tempat beliau bekerja. Motivasi besar saya mempelajari
bahasa Inggris berawal dari keinginan receh, “Biar kalo ketemu Westlife bisa
ngobrol sama mereka” I’m a big fans of Westlife, tho. Itu alasan anak SMP kelas
2 yang lagi gandrung-gandrungnya sama boyband populer waktu itu.”
“Motivasi ini sudah saya tuangkan dalam tulisan
jurnal artikel berjudul “When EFL Learning and Experience Unite: A Narrative
Inquiry on English Teacher Identity.” Paper ini telah dipresentasikan pada
CONAPLIN 14 pada bulan Juli 2021 di UPI dan sedang dalam proses publikasi di
jurnal PPG Universitas Muhammadiyah Malang.”
“Walaupun mungkin menurut orang-orang tidak
penting atau bahkan lebay, tapi dari hal inilah saya kemudian menyenangi bidang
bahasa Inggris. Dari sini pula saya memahami bahwa ‘hal-hal yang disukai
anak-anak itu menggunakan bahasa Inggris’. Jadi, ada semacam kewajiban bagi
saya untuk memahamkan anak didik bagaimana memfilter informasi berbahasa
Inggris yang cocok untuk mereka.”
Profesi utamanya adalah guru Bahasa Inggris, tetai hobinya adalah menari! Mengajar ekstrakurikuler menari di MTs Asih Putera menjadi kegiatan sampingan Ismi saat ini, selain karena hobi. Ismi memiliki gaya bicara yang lugas, ceria dan spontan, menunjukkan kecerdasannya. Memiliki hobi membaca dan menari, sebuah hobi yang sepertinya agak kontradiktif tapi justru membuatnya bisa sampai di posisi sekarang.
Ketika ditanya apa motivasi mengajar di MTs Asih Putera, jawabannya sangat bijak,
yaitu ingin menjadikan siswa MTs Asih Putera mampu bersaing dengan sekolah lain
dalam bidang bahasa Inggris. Selain itu, siswa MTs Asih Putera juga dapat melestarikan
kebudayaan nusantara dalam bidang seni tari.
Mengaku tidak banyak prestasi yang ditorehkan
selama ini, namun ternyata ada banyak hal yang membuktikan kualitas ibu dari 4
orang anak ini mampu berprestasi!
- Berikut adalah beberapa prestasi yang didapat
Ismi pada saat di bangku kuliah:
- Penerima
Beasiswa PPAP pada semester 3 & 4 tahun 2005.
- Performer
pada acara Pesta Kesenian Rakyat Bali, Festival Kesenian ISI Surakarta di tahun
2005.
- Juara
2 Angklung Music Festival bersama KABUMI UPI tahun 2009 di ITB, membawakan
Angklung Orkestra.
- Juara
3 Traditional Arts Festival bersama KABUMI UPI tahun 2009 di STSI Bandung,
membawakan Angklung Orkestra dan tari Sisingaan.
Setelah lulus dan bekerja, ada beberapa
prestasi membanggakan yang diperolehnya, antara lain:
- Performer
pada Festival Indonesia dan Garuda Indonesia Night di Federation Square
Melbourne Australia tahun 2009, membawakan tari Rampak Kendang,Merak, Blantek,
dan Saman.
- Mengisi
workshop Indonesian Culture ke sekolah-sekolah di Victoria Australia,
mengajarkan tari Rampak Kendang, Saman, dan Bahasa Indonesia tahun 2009.
- Pernah
bekerja di Tunas Unggul Global Interactive Primary School dan megajar tari
untuk pertunjukkan tari Kawit di Lomba Musik Angklung PaDaeng (LMAP) V pada
tahun 2010.
Selama mengajar di MTs Asih Putera, ada
beberapa prestasi membanggakan diraihnya, antara lain:
- Adjudicator
(Juri) Lomba debat bahasa Inggris SMA/MA tingkat kota Cimahi tahun 2012.
- Juara
1 Lomba Tari tradisional Indonesia di STAI Siliwangi Cimahi tahun 2014,
membawakan tari Saman (sebagai Syekh tari Saman).
- Juara
1 Lomba Tari Tradisional Nusantara di Sekolah Pascasarjana UPI tahun 2015,
membawakan tari Saman (sebagai Syekh tari Saman).
- Awardee
LPDP jalur Reguler tahun 2020.
- Juara
1 Lomba Tari Kebudayaan Jawa Barat Kwartir Cabang Pramuka tahun 2022,
membawakan tari Rampak Kendang.
- Melatih
eskul tari untuk pentas di berbagai kegiatan dalam dan luar Yayasan Asih Putera
(Pelantikan IDI Cimahi, Kiram Muharram Asih Putera, dll.)
- President
Grant Winners iTell International Conference di Yogyakarta bulan Juli 2022.
Mempresentasikan Best Practice Teaching during Pandemic Outbreak di MTs Asih
Putera berjudul “Taking Back Students’ Attention through the Employment of Pear
Deck Platform in Online Classes.”
Terkait dengan beasiswa LPDP yang didapatnya
sehingga bisa menempuh pendidikan S-2 di UPI, Ismi mencoba memaparkan proses dan
trik agar bisa berbagi dengan yang lain. Berikut paparannya,
“Cita-cita untuk melanjutkan kuliah ke jenjang
yang lebih tinggi ini saya pelihara sejak saya lulus kuliah S-1 di tahun 2009
lalu. Saya sadar, bahwa melanjutkan kuliah memerlukan biaya yang tinggi
sehingga mencari beasiswa penuh adalah jalan ninja untuk meneruskan kuliah.
Proses pencarian beasiswa itu sendiri baru saya mulai di tahun 2017 dan saya
menemukan bahwa LPDP adalah beasiswa penuh yang bisa mengakomodir studi saya.
Karena belum ada jalur khusus guru, maka saya
mendaftar LPDP jalur reguler. Artinya, saya harus bersaing dengan pendaftar
dari berbagai jurusan termasuk profesi ahli seperti dokter baik di jenjang S-2
dan S-3 dalam maupun luar negeri.
Proses seleksi beasiswa ini terbagi ke dalam
beberapa tahap seleksi. Pada pembukaan termin pertama, saya tidak lolos pada
tahap seleksi SBK (Seleksi Berbasis Komputer). kemudian, saya mencoba lagi di
termin kedua dan alhamdulillah lolos pada tahap SBK. Hal yang menarik pada
proses seleksi beasiswa ketika itu adalah tahap terakhir (seleksi substansi)
yang biasanya berupa wawancara dan LGD (Leaderless Group Discussion), berganti
menjadi dua tahap wawancara. Tahapan wawancara pengganti LGD ini dilakukan oleh
BIN (Badan Intelijen Nasional) dan berlangsung sekitar 1 jam. Sungguh sangat
menguras energi dan emosi. Tapii, terbayar dengan hasil seleksi yang menyatakan
bahwa saya lolos sebagai penerima beasiswa LPDP.
Dari berbagai blog pejuang beasiwa dan
buku-buku tips beasiswa yang pernah saya baca, serta pengalaman saya, satu hal
yang pada akhirnya saya yakini, bahwa beasiswa bukanlah untuk orang yang pintar
semata. Beasiswa adalah untuk orang-orang yang memang mau memperjuangkannya.
Mau memenuhi syarat-syarat administrasi, dan mau mencari tahu berbagai beasiswa
yang ditawarkan oleh berbagai lembaga. So, when there’s a will, there’s a
way. You can have it when you have the courage to pursue it.”
Ismi sangat berterimakasih kepada Yayasan Asih Putera,
yang telah memberikan dukungan kepadanya untuk meneruskan studi. Ismi juga sangat
mengapresiasi Yayasan Asih Putera dengan mengadakan webinar tentang beasiswa
LPDP beberapa waktu lalu. Dukungan dari yayasan tempatnya bekerja adalah hal
penting untuk meneruskan kuliah ke jenjang berikutnya sebagai salah satu bentuk
pengembangan diri.
“Bagi saya, menjadi seorang guru berarti
menjadi seorang pembelajar. Maka dari itu, melakukan pengembangan diri adalah
sebuah keharusan terutama dalam bidang yang saya ampu di Bahasa Inggris,” ujarnya penuh kesungguhan seraya
mengutarakan motto yang menjadi pegangan hidupnya, yaitu “Mistakes are proof
that you are trying.”
Sebagai wanita bekerja yang sedang melanjutkan
kuliah S-2 sekaligus sebagai ibu rumah tangga yang memiliki 4 orang anak yang masih usia sekolah dasar,
bagaimana pandangan dan cara dia memposisikan diri antara keluarga dan profesionalismenya
di pekerjaan?
“Jika wanita bisa menjalankan keduanya, lantas mengapa kami harus memilih antara keluarga dan profesionalisme pekerjaan? Jika wanita mengambil keputusan untuk menjadi seorang pekerja, maka mereka telah memiliki berbagai siasat dan cara supaya keluarga dan profesionalisme pekerjaan dapat berjalan beriringan. Selain itu, jika sebuah lembaga menerima wanita sebagai pekerja dalam lembaganya, maka saya pikir lembaga tersebut telah siap dengan berbagai hal yang hanya dialami oleh pekerja wanita seperti hamil dan melahirkan seperti yang tertuang dalam undang-undang ketenagakerjaan yang mengatur priviledge (hak istimewa) seorang wanita pekerja. Di luar dari itu, saya percaya ada berbagai alasan yang melatarbelakangi di balik keputusan seorang wanita memilih untuk bekerja. Long live wonder woman!”
Setiap orang pasti memiliki seseorang yang
menjadi idola sekaligus inspirator, sehingga kita memiliki keyakinan untuk
menjalani profesi kita. Seperti halnya Ismi, dia mengaku memiliki seorang tokoh
idola yang sederhana, bukan seorang tokoh terkenal.
“Tokoh idola saya bukanlah tokoh terkenal di
masyarakat bahkan di dunia, beliau adalah Pak Amin, guru kimia semasa saya
duduk di bangku kelas 3 SMAN 6 Bandung. Beliau adalah sosok guru luar biasa
yang selalu memotivasi siswa-siswanya. “Ingat ya, orang tua kalian itu menanti
kalian semua di gerbang kesuksesan.” Ini adalah ucapan beliau yang selalu saya
ingat. May you Rest in Peace, Pak. Muridmu ini sudah jadi guru juga, semoga
saya bisa seperti beliau yang dikenang baik oleh siswa-siswanya.”
Perjalanan hidupnya tidak selalu mulus, bahkan
pernah mengalami kecewa. Namun ternyata Ismi memiliki prinsip yang sangat bijak
untuk menyikapi kekecewaannya. Lalu apa kiatnya untuk bisa bangkit dan menerima
kekecewaan itu sebagai motivasi?
Menurutnya, mengalami kekecewan baik dalam
studi maupun dalam pekerjaan adalah hal lumrah yang biasanya terjadi. Ini
adalah episode hidup yang pasti harus hadapi. Namun, ketika kita menemui
kekecewaan atau mengalami kegagalan, kita harus mengingat kembali tujuan, planning dan keputusan yang sudah kita rencanakan.
Dari situ kita akan punya motivasi untuk bangkit kembali.
Ismi bersyukur memiliki keluarga yang sangat
mendukung penuh, sehingga masih tetap bisa menjalani profesinya sebagai guru, meneruskan studi, juga menggeluti hobi
menarinya sambil tetap menjalankan perannya di keluarga. Mengajar adalah saat
paling menyenangkan untuknya, karena menjadi seorang guru adalah impian
terbesarnya.*