Ada Cinta di DC Asih Putera
Oleh: Ceuceu Gumilang
Memiliki
buah hati adalah impian semua pasangan. Namun ketika sang buah hati lahir, dan
kedua orangtua harus kembali bekerja, maka masalah baru datang. Apalagi ketika
tak ada sanak saudara yang bisa dimintai tolong untuk menjaga anak-anak kita. Bagaimana
solusinya?
Yayasan Asih Putera, yang sudah lebih dari 37 tahun bergerak dalam bidang pendidikan dari mulai tingkat taman kanak-kanak hingga menengah atas, mencoba menawarkan solusi dengan membuka kembali layanan pengasuhan anak Daycare Asih Putera.
Setelah ditutup
karena pandemi selama dua tahun, Daycare Asih Putera kembali dibuka dan
menerima titipan pengasuhan anak-anak dari mulai usia 3 bulan hingga 5 tahun.
Apa
itu Daycare?
Menurut
Patmonodewo (2003:77) Day care adalah salah satu sarana pengasuhan anak
dalam kelompok, biasanya dilakukan pada saat jam kerja. Day care adalah upaya
untuk mengasuh anak-anak yang kurang dapat menerima asuhan orang tua secara
lengkap, bukan untuk menggantikan tugas orang tua dalam mengasuh anak.
Ada
beberapa kelebihan menitipkan anak dalam pengasuhan Daycare, bagi orangtua bekerja
yang tidak memiliki pengasuh di rumah.
Anak-anak
yang dititipkan di daycare, cenderung lebih meningkat perkembangan sosial dan
emosionalnya, hal ini disebabkan karena memiliki banyak teman sebaya. Selain
itu, kebutuhan makanan anak-anak juga terjamin karena sudah disediakan oleh
pihak daycare.
Untuk
perkembangan motorik halus dan kasar anak-anak, pihak daycare menyediakan alat
bermain dan buku-buku edukasi yang
bervariasi. Para pengasuh dan pengajar bisa mengajak bermain sesuai dengan usia
anak.
Anak-anak
juga dilatih untuk disiplin dalam melaksanakan rutinitas harian seperti waktu
mandi, bermain, makan, juga tidur siang. Selain itu, anak juga memiliki banyak
teman sehingga memudahkan dalam hal sosialisasi dan membangun kepekaan
empatinya.
Daycare Asih Putera
Sungguh
haru yang tak berkesudahan, setiap hari berkesempatan bisa menyaksikan proses
pengasuhan di Daycare Asih Putera. Bagaimana di minggu awal, harus menahan
sabar mendengar jerit tangis anak-anak yang tak mau ditinggal ayah ibunya.
Bahkan ada yang menangis seharian hampir tanpa henti.
Kini, suara tangis itu telah hilang, berganti dengan celoteh riang dan teriakan-teriakan ekspresif penuh kegembiraan dari para balita saat bermain bersama teman dan pengasuhnya. Sungguh menyentuh hati, saat melihat para pengasuh dengan telaten menyuapi anak-anak makan bagi yang masih bayi, sabar melatih makan sendiri anak-anak yang lebih besar sambil mengajarkan doa dan adab makan. Nasi berhamburan dan sayur tumpah, sepertinya menjadi pemandangan harian. Namun sungguh, tak pernah terdengar keluh kesah dari para guru pengasuh itu, mereka terlihat selalu ramah dan ceria.
Pada saat jam tidur siang, idealnya semua anak tidur di kamar yang telah disiapkan dengan nyaman. Tapi nyatanya, selalu saja ada anak yang tidak mau tidur di jam tidur siang. Mereka malah asik bermain. Bagaimana sabarnya para guru meninabobokan anak-anak, dan sebagian menemani anak-anak yang masih mau bermain, hingga kantuk menghinggapinya lalu terkulai dalam pelukan guru pengasuhnya.
Saatnya
mandi sore sebelum anak-anak itu dijemput orangtuanya, adalah saat yang paling
seru. Secara bergilir para guru memandikan anak-anak. Teriakan riang mereka saat
bermain air terdengar bak irama lagu merdu di senja hari, yang memberi semangat
pada tubuh yang mulai terasa lelah setelah seharian fokus pada pekerjaan.
Ada hal
yang boleh dikatakan sangat ajaib terlihat. Beberapa anak yang dititipkan di
Daycare Asih Putera, ada yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay). Di
minggu-minggu awal, anak-anak itu berkomunikasi sangat terbatas, hanya menggunakan
bahasa tubuhnya atau kalau bicarapun tidak jelas. Namun masyaa Allah, belum ada
dua bulan berada di Daycare Asih Putera, mereka sudah mampu berbicara lebih
jelas dan sangat komunikatif. Pengaruh banyak teman dan ketelatenan guru-guru
pengasuh yang melatihnya memang luar biasa.
Guru-guru
Daycare Asih Putera benar-benar mampu melakukan perannya dalam mengasuh dan
mendidik anak-anak yang diamanahkan. Kedekatan hubungan antara anak-anak yang
diasuh sangat terlihat jelas. Peluk cium anak-anak itu pada sang guru, seakan memperlihatkan
rasa terima kasihnya, saat mereka dijemput
pulang oleh kedua orangtuanya di sore hari.*