Yayasan Asih Putera Hotline : 081320267490
Image

Hidup Sehat Masa Tua Berkualitas

Oleh : dr. Dewi N. Susanto, Cht, CI, Dipl.CIBTAC (Penanggungjawab Klinik Asih Putera)

Pada tanggal 7 Juni 2023, Yayasan Asih Putera melalui Klinik Asih Putera dan WAFI Asih Putera, menyelenggarakan kegiatan bakti sosial bertajuk Asih Putera Peduli, bagi 50 warga masyarakat yang berada di lingkungan sekitar MI Asih Putera. Bakti sosial diberikan dalam bentuk penyuluhan kesehatan bagi para lansia dan juga pemeriksaan dan pemberian obat secara gratis. Penyuluhan kesehatan diberikan oleh Penanggung Jawab Klinik Asih Putera, yaitu dr. Dewi N. Susanti, Cht, Cl, Dipl.CIBTAC dengan tema "Hidup Sehat Masa Tua Berkualitas". 

Secara alami proses menjadi tua mengakibatkan seseorang mengalami perubahan fisik dan mental, spiritual, ekonomi dan sosial. Salah satu permasalahan yang sangat mendasar pada lansia adalah masalah kesehatan, di mana lansia merupakan salah satu kelompok yang sangat rentan terserang penyakit. Proses penuaan mengakibatkan daya tahan tubuh lansia menurun, sehingga penyakit lebih sering muncul terutama penyakit kronis.  


Adapun klasifikasi lansia yang perlu kita ketahui menurut WHO (2013) adalah sebagai berikut :

·         Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54 tahun.

·         Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun.

·         Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun.

·         Lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun.

·         Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun.

Untuk melakukan evaluasi pada lansia, bisa dilakukan metode skrining lansia sederhana, di mana kita memeriksa beberapa hal terkait kondisi kesehatan pada lansia, di antaranya:

1.       Tes Kognitif                              

Tes ini dilakukan pada beberapa pasen dengan penyakit penyerta, yang bisa mengakibatkan penurunan fungsi kognitif yaitu fungsi untuk  menganalisa kemampuan cara berfikir  logika. Bisa kita berikan pertanyaan sederhana seperti Ibu/Bapak sekarang ada di mana? Atau mengintruksikan beberapa kata benda yang kita ucapkan  untuk diulang.

2.       Screening penglihatan        

Disarankan untuk memeriksa mata secara rutin berfungsi untuk mengevaluasi kemampuan penglihatan lansia, untuk mencegah dari resiko terjatuh atau kesulitan membaca.

3.       Screening pendengaran        

Mengevaluasi kemampuan pendengaran hal sederhana dengan cara berbisik.

4.       Tes mobilisasi                         

Pada lansia sering terjadi keterbatasan mobilisasi, hal sederhana yang  dapat dilakukan seperti tes dari duduk ke sikap berdiri tanpa bantuan tangan selama 5x.

5.       Screening mental                    

Perlu ditanyakan kepada lansia apakah ada perasaan sedih, tertekan, putus asa, penurunan mental  

6.       Screening gizi                            

Dengan bertambahnya usia seringkali terjadi penurunan nafsu makan, berat badan menurun, lingkar lengan menurun, sementara pemenuhan energi harus tetap tercukupi sesuai dengan usianya.

     

Lansia menjadi kelompok usia yang rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan. Tujuan melakukan skrining adalah untuk melindungi dari berbagai penyakit, asupan nutrisi harus tercukupi dengan baik. Namun seiring menuanya usia, kebutuhan berbagai nutrisi mengalami perubahan, namun harus tetap memerhatikan kebutuhan gizi yang dibutuhkan setiap lansia. Sebagai contoh, kebutuhan karbohidrat yang awalnya pada orang dewasa sekitar 340 gram per hari, mengalami penurunan menjadi 230-200 gram per hari pada lansia. Nah, berdasarkan hal ini, tahukah Anda apa alasannya?

Jawabannya adalah karena lansia membutuhkan energi lebih sedikit ketimbang orang dewasa. Lansia mengalami penurunan tingkat aktivitas sehingga ini berpengaruh pada kebutuhan energi yang juga ikut menurun.Meski begitu, kebutuhan zat gizi dari makanan yang dibutuhkan tubuh seorang lansia tidak semuanya mengalami penurunan.

               

Untuk menghindari penyakit kronis ada beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh lansia diantaranya; mengonsumsi makanan bergizi dengan mengikuti anjuran batas maksimal konsumsi GGL (Gula 50 gram/4 sendok makan, Garam 5 gram natrium/1 sendok teh dan lemak 67 gram/5 sendok makan), istirahat cukup dengan kualitas tidur yang baik, tetap berolahraga sesuai dengan kemampuan usianya dan  mengonsumsi air putih.

Adapun bentuk dukungan keluarga yang bisa diberikan terhadap lansia diantaranya:

1.   Selalu ingatkan lansia untuk selalu menghargai dirinya dan memiliki kepercayaan bahwa lansia tetap dapat berperan dalam masyarakat.

2.       Kecenderungan tindakan lansia dalam menjaga komunikasi dan kerukunan dengan orang sekitarnya selain anggota keluarga.

3.       Kemampuan lansia untuk tetap berfikir realistis dan mampu menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan psikologis.

4.       Kecenderungan lansia untuk mengetahui kemampuan dirinya dalam memilih aktivitas yang sesuai dengan kondisinya.

5.   Afirmasi positif yang ditanamkan pada masing-masing audiens dengan mengucapkan “Mulai hari ini dan seterusnya saya siap sehat, hidup berkualitas dan bahagia.”

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa kesehatan bukan warisan tapi asset, jaga kesehatan sejak awal, rubah gaya hidup untuk investasi masa depan serta mencegah lebih baik daripada mengobati.

Mari kita dukung, “Lansia Sehat untuk Indonesia Bermanfaat.”