Program
Kemenkeu Mengajar merupakan agenda rutin setiap tahun dan modifikasi dari Kelas
Inspirasi. Kelas Inspirasi adalah salah satu dahan dari pohon Gerakan Indonesia
Mengajar, sekaligus dalam rangka memperingati Hari Oeang Republik Indonesia.
Tujuan Kemenkeu Mengajar adalah ingin mewujudkan cita-cita Indonesia maju dan
menciptakan generasi yang berilmu serta terus menjadi insan pembelajar. MTs
Asih Putera Cimahi menjadi salah satu sekolah yang terseleksi bersama 346
sekolah dari SD, SMP, SMA, dan
bahkan 2 Sekolah Luar Biasa pada 34 provinsi di seluruh Indonesia dalam Program Kemenkeu
Mengajar Jilid 6 tahun 2021.
Kemenkeu
Mengajar Jilid 6 di MTs Asih Putera Cimahi ini dilakukan secara hybrid learning
dengan melibatkan seluruh siswa kelas 7-9 dan 6 orang relawan pengajar sebagai
representasi dari instansi Kementerian Keuangan, yang terdiri dari unsur: ditjen
Bea dan Cukai; ditjen Anggaran: ditjen Pajak; ditjen Perbendaharaan Kas Negara,
serta ditjen Pengelolaan Pembiayaan Syariah dan Resiko. Di antara para relawan
ini ada yang berprofesi sebagai pejabat eselon II, III, dan sebagian lagi PNS
di lingkungan Kemenkeu.
Materi
pembelajaran yang disampaikan oleh para relawan Kemenkeu Mengajar sangat
beragam. Seluruh siswa diperkenalkan materi-materi yang tidak didapatkan dalam kurikulum
di kelas. Para relawan pengajar masuk ke dalam kelas masing-masing mengajarkan
tentang bagaimana negara, bagaimana keuangan negara meliputi pengenalan dan
pemanfaatan APBN, nilai-nilai Kementerian Keuangan, bagaimana situasi ekonomi,
bagaimana memulihkan ekonomi yang kita lihat hari ini, bercerita mengenai pengalaman
kerja juga motivasi meraih cita-cita sebagai auditor pajak atau petugas bea dan
cukai di bandara, yang akan lebih mengena dalam ingatan seluruh siswa adalah
pekerjaan mereka sebagai PNS. serta hal-hal lain yang menarik dan menjadi
inspirasi sekaligus menjadi tambahan pengetahuan untuk para siswa di MTs Asih
Putera Cimahi khususnya.

Padahal
di era disrupsi digital saat ini, profesi PNS/ASN seakan menjadi hilang dengan
munculnya profesi baru. Generasi anak muda sekarang tidak lagi memikirkan
cita-cita menjadi tokoh seperti alm. Pak Habibie, melainkan profesi yang
familiar di telinga mereka, (red. Gamer dan Youtuber) dan jarang
membicarakan cita-cita pendidikan itu sendiri yang luhur seperti yang disampaikan W.E.B. Du
Bois. Menurut Du Bois, cita-cita pendidikan tidak boleh dibiarkan tenggelam ke
dalam utilitarianisme yang dangkal. Cita-cita pendidikan tidak hanya
mencetak seseorang menjadi PNS, pengusaha, gamer, atau YouTuber.
Pendidikan harus menjaga cita-citanya yang luas, dan tidak pernah lupa bahwa
pendidikan berhubungan dengan jiwa, bukan rupiah.
Kalau menengok
kepada visi dan misi Kemenkeu Mengajar. Visi Kemenkeu Mengajar adalah menjadi
penggerak yang membantu meningkatkan institutional ownership dan citra
Kementerian Keuangan yang dekat dengan masyarakat. Dengan Visi tersebut,
Kemenkeu Mengajar menjalankan tiga misi. Pertama, meningkatkan
kepedulian sosial berbasis kesukarelaan di lingkungan luar Kementerian
Keuangan. Kedua, menimbulkan kebanggaan dan institutional ownership
bagi para pegawai. Ketiga, meningkatkan awareness anak-anak
(pelajar) di pendidikan dasar terhadap peranan negara khususnya Kementerian
Keuangan. Dari tiga misi yang tersebut, hanya misi ketiga yang berorientasi
pada pelajar atau anak-anak. Selebihnya adalah misi yang kebermanfaatannya
dirasakan oleh Kementerian Keuangan dan relawan yang terlibat. Sayangnya, misi
ketiga tersebut hanya mengukuhkan pendapat filsuf Louis Pierre Althusser.
Menurut Althusser pendidikan hadir sebagai salah satu ideological state
apparatus alias alat ideologis negara.

Oleh karena
itu, Kemenkeu Mengajar hadir dalam rangka mengaktivasi semangat kerelawanan di
lingkungan birokrasi, membangun citra baik institusi, menjaga stabilitas work-life
balance, dan memberikan motivasi untuk berkontribusi kepada negeri dalam
pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing serta berupaya
untuk mewujudkan pendidikan yang memanusiakan manusia seperti yang
dicita-citakan Ki Hajar Dewantara.
Di samping itu,
kegiatan Kemenkeu Mengajar dihadiri pula oleh Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani
dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Bapak Nadiem
Makarim. Ibu Menkeu dengan penuh semangat menyampaikan beberapa materi mengenai
APBN dan pengelolaan keuangan dengan bahasa yang sederhana. Sedangkan Mas
Menteri Nadiem, menyampaikan materi dengan judul “Mengembangkan SDM Unggul
Melalui Profil Pelajar Pancasila”. Peserta juga dipersilahkan untuk bertanya
secara langsung dengan kedua Menteri, terlihat jelas antusiasme para peserta
lewat banyaknya pertanyaan yang menarik dari ditanyakan secara langsung kepada
kedua Menteri.
Sebagai penutup kegiatan Kemenkeu Mengajar, para
relawan mendapatkan feed back atau kesan yang menyebutkan program ini sangat
menarik dan menambah wawasan bagi seluruh siswa khususnya tentang selayang
pandang pengelolaan keuangan negara secara makro dan mikro. Atas nama pihak
sekolah juga sangat percaya para relawan Kemenkeu Mengajar adalah para pendidik
demokratis yang berpikiran terbuka terhadap kritik. Saya percaya para relawan
telah bersepakat dengan gagasan Michael Apple dan Henry Giroux tentang
penyelenggaraan pendidikan yang emansipatoris.***