Yayasan Asih Putera Hotline : 081320267490
Image

Kemenkeu Mengajar Bersama MTs Asih Putera

  • Kuliah Umum Kemenkeu Mengajar
  • Selasa, 9 November 20021

  • Oleh: Nurhidayat, S.Sos.I, MPd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan MTs Asih Putera

  • Program Kemenkeu Mengajar merupakan agenda rutin setiap tahun dan modifikasi dari Kelas Inspirasi. Kelas Inspirasi adalah salah satu dahan dari pohon Gerakan Indonesia Mengajar, sekaligus dalam rangka memperingati Hari Oeang Republik Indonesia. Tujuan Kemenkeu Mengajar adalah ingin mewujudkan cita-cita Indonesia maju dan menciptakan generasi yang berilmu serta terus menjadi insan pembelajar. MTs Asih Putera Cimahi menjadi salah satu sekolah yang terseleksi bersama 346 sekolah dari SD, SMP, SMA, dan bahkan 2 Sekolah Luar Biasa pada 34 provinsi di seluruh Indonesia dalam Program Kemenkeu Mengajar Jilid 6 tahun 2021.

     Kemenkeu Mengajar Jilid 6 di MTs Asih Putera Cimahi ini dilakukan secara hybrid learning dengan melibatkan seluruh siswa kelas 7-9 dan 6 orang relawan pengajar sebagai representasi dari instansi Kementerian Keuangan, yang terdiri dari unsur: ditjen Bea dan Cukai; ditjen Anggaran: ditjen Pajak; ditjen Perbendaharaan Kas Negara, serta ditjen Pengelolaan Pembiayaan Syariah dan Resiko. Di antara para relawan ini ada yang berprofesi sebagai pejabat eselon II, III, dan sebagian lagi PNS di lingkungan Kemenkeu.

     Materi pembelajaran yang disampaikan oleh para relawan Kemenkeu Mengajar sangat beragam. Seluruh siswa diperkenalkan materi-materi yang tidak didapatkan dalam kurikulum di kelas. Para relawan pengajar masuk ke dalam kelas masing-masing mengajarkan tentang bagaimana negara, bagaimana keuangan negara meliputi pengenalan dan pemanfaatan APBN, nilai-nilai Kementerian Keuangan, bagaimana situasi ekonomi, bagaimana memulihkan ekonomi yang kita lihat hari ini, bercerita mengenai pengalaman kerja juga motivasi meraih cita-cita sebagai auditor pajak atau petugas bea dan cukai di bandara, yang akan lebih mengena dalam ingatan seluruh siswa adalah pekerjaan mereka sebagai PNS. serta hal-hal lain yang menarik dan menjadi inspirasi sekaligus menjadi tambahan pengetahuan untuk para siswa di MTs Asih Putera Cimahi khususnya.


     Padahal di era disrupsi digital saat ini, profesi PNS/ASN seakan menjadi hilang dengan munculnya profesi baru. Generasi anak muda sekarang tidak lagi memikirkan cita-cita menjadi tokoh seperti alm. Pak Habibie, melainkan profesi yang familiar di telinga mereka, (red. Gamer dan Youtuber) dan jarang membicarakan cita-cita pendidikan itu sendiri yang luhur seperti yang disampaikan W.E.B. Du Bois. Menurut Du Bois, cita-cita pendidikan tidak boleh dibiarkan tenggelam ke dalam utilitarianisme yang dangkal. Cita-cita pendidikan tidak hanya mencetak seseorang menjadi PNS, pengusaha, gamer, atau YouTuber. Pendidikan harus menjaga cita-citanya yang luas, dan tidak pernah lupa bahwa pendidikan berhubungan dengan jiwa, bukan rupiah.

     

    Kalau menengok kepada visi dan misi Kemenkeu Mengajar. Visi Kemenkeu Mengajar adalah menjadi penggerak yang membantu meningkatkan institutional ownership dan citra Kementerian Keuangan yang dekat dengan masyarakat. Dengan Visi tersebut, Kemenkeu Mengajar menjalankan tiga misi. Pertama, meningkatkan kepedulian sosial berbasis kesukarelaan di lingkungan luar Kementerian Keuangan. Kedua, menimbulkan kebanggaan dan institutional ownership bagi para pegawai. Ketiga, meningkatkan awareness anak-anak (pelajar) di pendidikan dasar terhadap peranan negara khususnya Kementerian Keuangan. Dari tiga misi yang tersebut, hanya misi ketiga yang berorientasi pada pelajar atau anak-anak. Selebihnya adalah misi yang kebermanfaatannya dirasakan oleh Kementerian Keuangan dan relawan yang terlibat. Sayangnya, misi ketiga tersebut hanya mengukuhkan pendapat filsuf Louis Pierre Althusser. Menurut Althusser pendidikan hadir sebagai salah satu ideological state apparatus alias alat ideologis negara.

     

    Oleh karena itu, Kemenkeu Mengajar hadir dalam rangka mengaktivasi semangat kerelawanan di lingkungan birokrasi, membangun citra baik institusi, menjaga stabilitas work-life balance, dan memberikan motivasi untuk berkontribusi kepada negeri dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing serta berupaya untuk mewujudkan pendidikan yang memanusiakan manusia seperti yang dicita-citakan Ki Hajar Dewantara.

     Di samping itu, kegiatan Kemenkeu Mengajar dihadiri pula oleh Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Bapak Nadiem Makarim. Ibu Menkeu dengan penuh semangat menyampaikan beberapa materi mengenai APBN dan pengelolaan keuangan dengan bahasa yang sederhana. Sedangkan Mas Menteri Nadiem, menyampaikan materi dengan judul “Mengembangkan SDM Unggul Melalui Profil Pelajar Pancasila”. Peserta juga dipersilahkan untuk bertanya secara langsung dengan kedua Menteri, terlihat jelas antusiasme para peserta lewat banyaknya pertanyaan yang menarik dari ditanyakan secara langsung kepada kedua Menteri.

      Sebagai penutup kegiatan Kemenkeu Mengajar, para relawan mendapatkan feed back atau kesan yang menyebutkan program ini sangat menarik dan menambah wawasan bagi seluruh siswa khususnya tentang selayang pandang pengelolaan keuangan negara secara makro dan mikro. Atas nama pihak sekolah juga sangat percaya para relawan Kemenkeu Mengajar adalah para pendidik demokratis yang berpikiran terbuka terhadap kritik. Saya percaya para relawan telah bersepakat dengan gagasan Michael Apple dan Henry Giroux tentang penyelenggaraan pendidikan yang emansipatoris.***