Yayasan Asih Putera Hotline : 081320267490
Image

Membentengi Anak dari Pornografi dan LGBT

Oleh: Indari Larasati H., M.Psi., Psikolog (Sie Rohani POM MI Asih Putera)

Pornografi bisa menjadi ancaman bagi anak dan remaja, karena terdapat banyak dampak negatif yang bisa ditimbulkan. Mulai dari kerusakan sel-sel otak, gangguan emosi dan mental, hingga kehilangan masa depan. Di tengah era digital sekarang, di mana akses menuju situs-situs dewasa begitu banyak dan terbuka lebar, maka diperlukan peran ekstra dari orang tua, sekolah dan masyarakat dalam pengawasannya.

Era digital memaksa anak-anak yang belum saatnya tahu menjadi tahu, akhirnya memunculkan rasa penasaran untuk mencoba dan bahkan menjadi kebiasaan yang berujung pada kecanduan. Bukan hanya pornografi yang harus diwaspadai, tetapi juga LGBT. Banyak negara menjadi sangat permisif bahkan memberi ruang dan pengakuan terhadap mereka yang jelas-jelas telah menentang kodratnya.

Dalam rangka membentengi anak-anak dari pengaruh buruk pornografi dan LGBT, belum lama ini POM MI Asih Putera telah mengadakan sebuah acara parenting seminar yang sangat menarik dan penting, yaitu terkait bagaimana membentengi anak-anak dari pronografi dan LGBT.

Seminar parenting ini ditujukan untuk seluruh orangtua murid MI dan guru, menghadirkan seorang narasumber yang sangat berdedikasi dengan masalah ini, yaitu Bunda Imas Karyamah, S.Ag. M.Pd. Beliau adalah seorang penceramah dan juga motivator yang kerap mengisi acara pengajian-pengajian dan juga seminar.

 

Bahaya Pornografi dan LGBT Bagi Anak

Pornografi dapat merusak 5 titik di otak anak. Hal ini membuat anak menjadi susah belajar.

Pada saat anak menonton pornografi bukan hanya pangkal otak anak yang rusak, tetapi otak bagian depan yang ada di tengah-tengah kedua alis sebagai sense of moral pun rusak. Hal ini membuat anak tidak bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik.

Bahaya pornografi bagi anak-anak, mulai dari kerusakan sel-sel otak, gangguan emosi dan mental, hingga kehilangan masa depan. Tak bisa dibayangkan, anak-anak akan kehilangan masa depannya karena fungsi otaknya sudah sangat berkurang bahkan rusak sama sekali. Padahal dalam Alquran dijelaskan, bagian paling mendasar yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akalnya/otaknya!

Saat ini, konten pornografi masuk melalui media sosial. Oleh karena itu, dalam menggunakan media sosial anak perlu mendapatkan pendampingan dari orang tua.

Salah satu ciri-ciri anak yang pernah terpapar konten pornografi adalah ketika dipanggil ia susah menyahut meski sudah diteriaki berkali-kali oleh orang tuanya. Apabila anak sudah kecanduan pornografi, ketika diajak berbicara ia tidak mau menjaga eye contact dengan orang tua.

Permulaan seseorang menyukai sesama jenis karena adanya rasa nyaman dan kedekatan dengan sesama jenis, sedangkan lawan jenis dirasa kurang memberikan hal tersebut. Tak hanya LGBT, tetapi saat ini sudah bertambah satu huruf menjadi LGBTQ.

Sebagaimana kita ketahui, LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender. Lalu apa artinya Q? Q adalah singkatan dari Queer, yaitu satu kondisi dimana seseorang merasa dirinya bukan laki-laki atau perempuan.

LGBTQ merupakan penyakit menular secara moral. Karena namanya penyakit, maka selai berpotensi untuk menularkan maka ada pula potensi untuk dapat disembuhkan.

 

Antisipasi agar anak tidak terjerumus ke dalam pornografi dan LGBT

1.       Pentingnya menjaga kesucian diri dan memelihara kemurnian agama serta kehormatan diri pada anak.

Saat anak dititipkan ke orang lain, orang tua jangan melepas begitu saja tanpa ada perhatian. Anak-anak diajarkan untuk berpakaian tertutup, anggota badan yang paling vital harus tertutup.

2.       Menjaga kesucian diri

Menghindari segala bentuk tindakan yang merusak moralitas yang dapat membuat seseorang berperilaku LGBT. Dalam Islam anak dan orang tua harus dipisah kamarnya. Tempat tidur anak dan orang tua harus dipisah apabila satu kamar. Paling tidak orang tua dan anak tidak boleh satu bantal dan satu selimut. Mandi tidak boleh bersama-sama antara anak dan orang tua yang berbeda jenis kelamin.

3.       Meningkatkan iman dan takwa

Sering-seringlah mengajak anak-anak mengikuti atau mendengarkan  kajian Al Quran dan hadis

4.       Mengajarkan sex edukasi pada anak

Islam mengajarkan agar orang tua memberikan seks edukasi pada anak. Anak harus bisa membedakan mana ranah yang super privasi mana yang boleh dilihat dan tidak boleh dilihat orang lain, serta mana ranah yang haram dilihat orang lain. Sex edukasi mengajarkan anak mengenai siapa dirinya. Mengajarkan anak bagaimana berperilaku seuai dengan kodratnya,  bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperilaku. Mengajarkan anak menyayangi dirinya dengan kajian-kajian kecil agar mereka tahu kodratnya.

5.       Mengingatkan anak dengan lembut apabila melakukan kesalahan

6.       Menjauhkan anak dari lingkungan LGBT 

 

Tips  bagi orang tua dalam berelasi dengan anak harus CARE  

    1.       Comunication

Sering mengobrol dengan anak terutama saat anak pulang sekolah. Anak jangan sampai kehilangan figur ibu karena kurang komunikasi dengan ibunya. Anak kurang komunikasi dengan ibu karena merasa ibunya sering marah-marah. Sering bertanya pada anak untuk menjalin komunikasi. Dalam Al Quran ada 7 adab komunikasi. Mintalah maaf pada anak, khawatir orang tua berkata-kata yang tidak baik sehingga terekam oleh anak dan menjadikan anak cenderung untuk berperilaku tidak sesuai dengan kodratnya.  Memberikan nasihat terbaik pada saat anak mau tidur. Hindari kata-kata negatif pada saat anak mau tidur karena nanti akan terekam kuat sampai anak tidur pulas atau deep sleep. Ini merupakan teknik hipnoterapi pada anak.

    2.       Attention

Memperhatikan saat anak berbicara atau bercerita. Saat anak memanggil segera jawab, jangan lama merespon ataupun marah.

3.       Relation

Membina relasi dengan anak, jadikan anak teman bukan saingan. Menjalin komunikasi dan memperhatikan anak saat berbicara merupakan cara untuk membina relasi dengan anak.

4.       Emotion

Memberikan dan memperlihatkan rasa kasih sayang pada anak.

Secara medis, anak-anak harus dicukupi kandungan nutrisi dalam makanannya. Perhatikan kebutuhan makanan untuk tumbuh kembang mereka, agar secara fisik mereka sehat dan kuat. Berikan anak makanan pisang, pepaya, apel, dan pir untuk pemulihan otak yang rusak ketika anak dibentak oleh orangtua.

Hindari bentakan dan celaan pada anak, karena anak yang dibesarkan dengan celaan, maka dia akan tumbuh menjadi anak yang tidak percaya diri.***